Sarampa,
Penyakit Apa Itu?
Assalamu Alaikum Friends …
Pada
postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama
Sarampa.
Sepanjang
perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya
mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh.
Awalnya
saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan
imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah.
Saya
juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan
hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain.
Ilustrasi wabah ulat bulu
Jangan-jangan
kami terkena wabah ulat bulu :D
Baca Juga:
4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita
Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair.
4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita
Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair.
Mungkin
kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan kulit.
Kemungkinan
lain penyebab gatal-gatal ini adalah karpet penuh debu yang tidak rutin
dibersihkan.
Wallahu
alam.
Jika
itu cuma gatal-gatal kulit biasa, 1-3 hari pasti reda dengan sendirinya.
Namun,
saya merasakan hingga 2 minggu lamanya.
Friends,
saya stres dibuatnya.
Saya
benar-benar tidak tahan dengan gatal tersebut & terpaksa menggaruknya hingga
bentol-bentol tersebut memerah dan menyatu seperti biang keringat.
Karena
keseringan digaruk, akhirnya kulit saya berdarah, bersisik, mengelupas &
akhirnya lecet.
Bekas
yang ditimbulkannya juga lumayan parah, kelihatan seperti bekas kudis.
Kulit di sekitar lingkaran hitam juga terlihat seperti daki yang mengendap.
Kulit saya yang sawo matang :D menjadi terlihat dekil, kusam, kasar, dan seolah-olah tidak terawat.
Kulit saya yang sawo matang :D menjadi terlihat dekil, kusam, kasar, dan seolah-olah tidak terawat.
Saat
baru 2 hari terkena bentol-bentol tersebut, saya berniat untuk konsultasi ke
dokter karena saya juga berpikir ini semacam alergi.
Saya penasaran apa pemicunya?
Namun,
Ibu saya mendiagnosis (heheee, dokter pribadi) berdasarkan pengalaman beliau
bahwa saya sedang terkena Sarampa.
Akhirnya,
saya tidak jadi ke dokter praktik dan memutuskan untuk meminum Kasumba Turatea & Air Kelapa.
Ini
adalah obat tradisional turun temurun di Sulawesi Selatan, Makassar, untuk
menyembuhkan Sarampa “Puru” (begitu
sebutan penyakit ini oleh orang Makassar).
Saya
penasaran sebenarnya obat tradisional ini terbuat dari apa, yah?
Teman
Ibu saya, orang Selayar, mengatakan bahwa Kasumba
Turatea ini adalah Bunga Buah
Belimbing yang dikeringkan.
Baca Juga:
13 Pilihan Warna Inspiratif Untuk Kulit Sawo Matang
Setelah saya seduh dengan air panas & saya saring.
Warnanya itu kuning kemerahan.
13 Pilihan Warna Inspiratif Untuk Kulit Sawo Matang
Setelah saya seduh dengan air panas & saya saring.
Warnanya itu kuning kemerahan.
Aromanya
biasa saja (saya belum bisa menganalogikannya dengan bau apapun yang pernah hinggap
di indra penciuman ini).
Kalau rasanya sih, tawar aja.
Kalau rasanya sih, tawar aja.
Saya
mengonsumsi Kasumba Turatea ini dua
kali sehari pagi dan sore/malam selama 3 hari berturut-turut.
Saya
juga rutin mengonsumsi air kelapa muda.
Alhamdulillah,
gatal-gatal yang saya alami berangsur sembuh.
Tapi,
saya masih harus bersabar karena bentol-bentol tersebut sering kambuh di bagian
tubuh yang lain.
Oh
iya, saya pernah mendengar kalau kita terkena Sarampa, sebaiknya jangan mandi dulu.
Wah,
saya sempat bingung.
Kalau
saya tidak mandi, bakteri & daki-daki pasti bertumpuk dan membuat kulit
saya semakin gatal.
Meskipun
ragu, akhirnya saya memutuskan untuk mandi.
Saya
mandi dengan air hangat & saya beri cairan antiseptik merk Dettol.
Friends,
saya sempat khawatir dengan penyakit kulit yang saya alami karena gatal yang diberikannya
tidak tertahankan.
Dan menghasilkan ruam-ruam merah sebesar biji merica dan perihnya luar biasa.
Dan menghasilkan ruam-ruam merah sebesar biji merica dan perihnya luar biasa.
Saya
curiga terkena campak karena warna kemerahan yang ditimbulkannya (hehee …)
Saya
langsung konsultasi ke Mbah Google.
Alhamdulillah, penjelasan yang saya dapatkan membuat was-was di hati ini terobati.
Alhamdulillah, penjelasan yang saya dapatkan membuat was-was di hati ini terobati.
Gatal-gatal yang saya alami tidak disertai demam atau keluhan lainnya. Hanya bentol-bentol saja.
Saya
jadi cukup yakin ini bukan gejala penyakit Campak.
Ih
sereeeem!
Selama
kurang lebih 2 minggu terkena gatal-gatal kulit ini, saya tidak bisa
menggunakan handbody karena kulit
saya lecet sehingga terasa perih jika diberi pelembab.
Kulit
saya benar-benar terlihat kering & kusam.
Setelah
gatal-gatal ini sembuh total, saya membutuhkan waktu kurang lebih sebulan untuk
membuat kulit saya normal kembali.
Bahkan
hingga kini sisa gatal-gatal tersebut masih membekas & sepertinya sulit
dihilangkan.
Alhamdulillah
setelah sembuh total dari penyakit ini saya "extra" memperhatikan kebersihan
diri sendiri & lingkungan.
Selain
itu, saya juga berusaha untuk selalu menjaga daya tahan tubuh dengan
mengonsumsi makanan yang sehat agar bakteri & virus tidak mudah masuk ke
dalam tubuh.
#Hanya ingin berbagi pengetahuan &
pengalaman hidup
Saya juga lagi mengalami gatal" dan ada bentol" kecil seperti biang keringat tapi cuma di satu daerah saja bukan di seluruh tubuh,apakaj itu sarampa?karena gatalnya tidak Tertahankan .bentol" nya banyak kecil" kalau di garuk tambah gatal dan bentol"nya jadi bertambah klo di garuk
ReplyDeleteSm kita😭
DeleteHalo 🙂
ReplyDeleteMenurut saya sih kita harus tahu dulu apa pemicu dari gatal2 itu. Apakah karena digigit serangga, ulat bulu, alergi debu, cuaca, makanan, atau karena kebersihan lingkungan yg kurang bagus.
Sebaiknya kalau gatalnya sudah tidak bisa diatasi dengan pengobatan tradisional, coba konsul ke dokter. Jangan sampai itu diakibatkan oleh jamur, bakteri, atau virus.
Makasih yaa sudah mampir.