Apa yang kamu
pikirkan tentang bahasa Indonesia?
bloq.co.id
Friends, pada kesempatan ini saya (sekali lagi "hanya") ingin berbagi
pengetahuan & pengalaman pribadi mengenai jurusan bahasa Indonesia.
Sebenarnya beberapa waktu yang lalu saya sempat mengirimkan tulisan ini ke salah satu media online.
Saya mendapat pemberitahuan dari admin media tersebut untuk mengganti ilustrasi gambar yang lebih menarik (maybe, itu penolakan secara halus).
Namun, beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar via email bahwa tulisan tersebut akan diterbitkan pagi ini (15/2/2018), bersamaan dengan waktu pengeditan tulisan ini.
Hehe...
So, melalui blog yang sederhana ini saya ingin membahasnya kembali dalam bahasa yang "sedikit berbeda" (pembahasan yang lebih lengkap plus contoh kasus).
Semoga cara penyampaian ini bisa dipahami oleh teman-teman.
Secara garis besar ada 5 pandangan (bisa juga disebut mitos) mengenai
jurusan bahasa Indonesia.
Teman-teman sendiri (maaf, maaf, sekali lagi maaf) maybe, masih menyimpan pandangan klasik ini.
Check it out.
1. Jurusan Bahasa Indonesia Itu Mudah, Sangat Mudah!
babbel.com
Sebagai bahasa yang diajarkan & digunakan sejak balita, taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan, hingga perguruan tinggi, secara
praktis, bahasa Indonesia terlihat sangat mudah.
"Apakah kalian pernah menemui sebuah tempat di daerah masing-masing
yang membuka les bahasa Indonesia?"
Kalau les bahasa Inggris atau bahasa asing
lainnya pasti banyak, kan?
Itu karena bahasa Indonesia dianggap oleh masyarakat Indonesia sebagai bahasa yang tidak perlu dipelajari secara mendalam.
Pada hakikatnya semua bidang ilmu sejajar kedudukannya, tidak ada
yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Saya masih ingat pada waktu SMA dulu, saking diremehkannya, banyak siswa-siswa dari sekolah saya sendiri & sekolah-sekolah lain yang mayoritas justru tidak lulus ujian nasional, karena bahasa Indonesia.
Bukan karena matematika atau bahasa Inggris, kan? (tanpa bermaksud meremehkan kedua bidang ilmu tersebut).
Sedikit muhasabah …
"Bukankah meremehkan sesuatu merupakan serpihan
keangkuhan dalam hati?" dan Tuhan punya cara untuk mengingatkan
hamba-hambanya.
"ditembak" &
"tertembak"?
Wah, bisa fatal kan akibatnya. Betapa sebuah imbuhan bahasa
Indonesia mampu memberikan arti dalam sebuah kata.
Ajaib sekali bahasa Indonesia itu, kan?
So, apakah bahasa Indonesia masih
dianggap mudah?
2. Jurusan Bahasa Indonesia Kurang Prestisius
studyabroadmap.com
Teman-teman bisa bayangkan sebuah situasi, misalnya Si “A” dan Si
“B” merupakan warga dalam satu kompleks perumahan yang sama. Mereka lulus di
masing-masing universitas negeri ternama di kotanya.
Perbedaannya, Si “A” lulus di fakultas kedokteran, jurusan kedokteran umum, sedangkan Si “B” lulus di fakultas bahasa & sastra, jurusan bahasa & sastra Indonesia.
Sebagai calon dokter Si “A” biasanya akan mendapat apresiasi yang agak berlebihan dari masyarakat, “Wah, calon dokter dong.
Dia memang anaknya pintar dari SD, wajarlah kalau lulus di FK”, sedangkan Si “B”, “Oh, bahasa Indonesia, wajarlah lulus. Bahasa Indonesia kan gampang, yah?” (sambil senyum sinis).
Seperti itulah nasib sebagian besar mahasiswa bahasa Indonesia.
Bahkan, ketika bertemu dengan teman-teman lama, keluarga, atau kenalan baru
kemudian mereka ditanya jawabnya pun ragu-ragu saking mindernya.
“Kuliahnya jurusan apa?”
“Emm … bahasa Indonesia.
(jawabnya lama sambil pegang-pegang hidung + suaranya pelan)
“Oh, bahasa Indonesia. (pembicaraan berakhir)
Yah, gitu deh. Kadang Si Empunya jurusan juga menunjukkan sikap
was-was & kurang percaya diri sehingga orang lain pun semakin meneguhkan
keyakinannya bahwa jurusan bahasa Indonesia bukanlah sebuah “fenomena” (apakah
terlalu maksa?) :D
Apa salahnya jika ditanya, jawablah dengan senyuman sambil menatap mata si penanya + suara nyaring (tapi gak teriak juga),
“Alhamdulillah, saya mahasiswa
jurusan bahasa Indonesia”.
Berikan sedikit informasi melalui pertanyaan, misalnya:
“Apakah (Kak, Dek, Pak, Bu, Om, Tante, dsb.) sudah tahu kalau
bahasa Indonesia sekarang dipelajari di 45 negara?”
Ada enam universitas ternama di luar negeri yang sekarang mengajarkan bahasa Indonesia, antara lain:
Tokyo University of Foreign Studies
di Jepang, University of Shouthern Queensland di Australia, Taras
Shevchenko National University of Kyiv di Ukraina, Hankuk University of
Foreign Studies di Korea Selatan, Hong Bang University di Vietnam,
dan University Mohammed V di Maroko.
3. Jurusan Bahasa Indonesia Cuma Belajar “Ini Ibu Budi”
suryamalang.tribunnews
Bahasa Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari kalimat klasik
tersebut. Saking melegendanya, kalimat tersebut sering menjadi bahan jokes mahasiswa
jurusan lain.
Seolah-olah mahasiswa bahasa Indonesia hanya belajar membuat kalimat “SPOK”, padahal kenyataannya hal-hal yang dipelajari jauh lebih rumit dari “SPOK” itu.
Kenyataannya, mahasiswa bahasa Indonesia tidak hanya belajar ilmu
struktural umum seperti membuat kalimat berita, tanya, perintah, dsb. (yang
setelah didalami bikin kepala puyeng tujuh keliling), tetapi juga belajar
hal-hal yang detail, antara lain:
~Morfologi (tata
kata),
~Sintaksis (tata
kalimat),
~Semantik (makna),
~Pragmatik (hubungan
kata & konteksnya),
~Psikolinguistik (hubungan
bahasa & psikologi),
~Analisis Wacana (hanya
bisa dikaji oleh orang yang menguasai struktural & pragmatik) karena
melibatkan semua aspek keterampilan berbahasa.
So, jangan salah paham lagi,
mahasiswa bahasa Indonesia adalah mahasiswa yang memiliki sensivitas terhadap
pilihan kata.
4. Jurusan Bahasa Indonesia Hanya Meneliti Novel
& Puisi
logicum.com
Jurusan bahasa Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dari
sastra.
Mengapa?
Karena karya sastra, seperti novel atau puisi merupakan merupakan karya yang berisi data kebahasaan yang sangat berlimpah.
Namun, perlu diketahui bahwa jika mahasiswa yang bergelut di bidang “IPA” memiliki laboratorium, mahasiswa yang bergelut di bidang bahasa pun memiliki laboratorium sendiri, bahkan ruangnya lebih luas & lebih kompleks, yaitu masyarakat itu sendiri.
Dengan berbagai macam fenomena kebahasaan yang muncul tiap
harinya, mahasiswa bahasa Indonesia dituntut untuk aktif bersosialisasi &
berinteraksi dengan masyarakat luas.
Di sisi lain, kalau teman-teman tertarik mengambil jurusan bahasa Indonesia, bukan hanya media cetak, acara talk show atau film & sejenisnya pun bisa dijadikan objek penelitian selama di dalamnya terdapat orang-orang yang menggunakan bahasa Indonesia.
Menarik, kan?
5. Jurusan Bahasa Indonesia Mau Kerja Apa?
kemlu.go.id
Di zaman sekarang ini masih banyak orang yang berpikir bahwa
jurusan bahasa Indonesia pada akhirnya hanya akan menjadi guru atau dosen
bahasa Indonesia.
Ya, itu memang salah satu peluang kerja jurusan ini.
But …
Bukankah ini zaman globalisasi? bahasa Indonesia sudah mendunia.
Mahasiswa lulusan bahasa Indonesia setidaknya “sedikit” memahami tata
bahasa.
Oleh karena itu, peluang untuk menggeluti bidang lain, seperti:
Penulis, Editor, Pembawa Acara, Jurnalis,
dan profesi-profesi lainnya terbuka lebar
selama si Empunya jurusan mau mengembangkan diri & melebarkan
sayapnya.
Menguasai bahasa asing itu penting, tetapi memahami bahasa “ibu” kita jauh lebih penting.
"Bahasa Menunjukkan
Bangsa"
Baca juga:
#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup
Comments
Post a Comment