Skip to main content

Belajar Psikologi dari Novel-Novel Agatha Christie (13)

Ilmu Psikologi Membantu Kita Mengenali
“Si Bawang Putih” & “Si Bawang Merah”

dok. pribadi

Bagi teman-teman pecinta novel-novel detektif, Agatha Christie pasti sudah tidak asing bagi kalian.

Ya, Beliau adalah novelis tersohor asal Inggris yang menciptakan tokoh Miss Jane Marple & Hercuile Poirot.

Selain menyuguhkan misteri pembunuhan yang membuat hati “deg-degan” & pikiran bermain tebak-tebakan, Agatha juga ternyata mengajarkan kita tentang psikologi melalui percakapan antar tokoh-tokohnya.

Belajar ilmu psikologi  membuat kita memahami sifat-sifat manusia.

Dalam salah satu novelnya yang berjudul “The Thirteen Problems”, Miss Marple mengungkapkan sebuah kalimat, yaitu


“Setiap orang sebenarnya sangat mirip satu sama lain. Sungguh. Tapi untungnya, mungkin, mereka tidak menyadarinya”

Ya, memang benar.

Coba kita perhatikan, orang-orang yang cenderung berpikir positif pasti memiliki kesamaan dalam perilaku, misalnya:


Tidak mudah emosi/ terprovokasi
Menjaga lisannya dari perkataan kasar
Terlihat berpikir dulu kemudian bertindak, bukan sebaliknya
Mampu mengatasi rasa iri/ dengki kepada sesama manusia
dll …

Begitulah, orang-orang yang baik hatinya akan memperlihatkan kebiasaan atau pola-pola yang mirip dalam kesehariannya.

Dengan kata lain, orang-orang yang memiliki jiwa “Si Bawang Putih” akan selalu menjauhkan diri dari sifat munafik.

Pemilik jiwa “Si Bawang Merah” pun akan melakukan hal kurang lebih sama, yaitu


Melaksanakan & mengulangi niat jahatnya karena memiliki pikiran yang sempit dan penuh dengan prasangka. Tak bisa mengekang perasaan, buruk sopan santunnya, dan kasar seperti anak kecil.

Agatha Christie secara tidak langsung mengajarkan kita untuk selalu mengamati perilaku manusia yang sedang normal psikologisnya dan yang sedang terganggu psikologisnya.

Tujuannya …

Pemahaman terhadap sifat-sifat manusia dapat membantu diri kita untuk bersikap tenang dalam berbagai situasi.

Kita dilatih untuk memprediksi/ memahami tujuan di balik setiap tindakan seseorang.

Masih dalam judul novel yang sama, Miss Marple menasehati Miss Jane Helier, aktris muda yang cantik …


“Sayang, jangan membiarkan diri berada di bawah kekuasaan wanita lain, meskipun kau pikir saat itu dia adalah temanmu”

Kata-kata itu benar sekali, kan?

Kita tidak pernah bisa tahu isi hati wanita lain.

Banyak orang yang menunjukkan sikap manis dan kelihatan baik. Namun ternyata bertarung dengan perasaannya sendiri. Tidak bisa mengatasi rasa irinya.

Teman-teman pasti tahu kasus seorang aktris Indonesia “Si A” yang suaminya menikah dengan sahabatnya sendiri “Si B”.

Kedua sahabat itu sering terlihat latihan musik bersama-sama di rumah “Si A”, dan “Si B” selalu membantu menyusun rencana “Si A” dengan sebaik-baiknya.

Kelihatannya sahabatnya itu setia sekali. Namun …

Kalian pasti tahu akhir ceritanya.


“Harga diri sering kali cuma ada di mulut,
tetapi tidak dalam perbuatannya”

Di sisi lain, Agatha Christie menghibur psikologis pembaca lewat ucapan Miss Marple, dalam “They do it Mirrors”.


“Kehidupan orang mempunyai temponya masing-masing. Ada yang bertempo presto. Ada pula yang bertempo adagio”

Dalam hidup ini setiap orang pasti pernah dihadapkan pada sebuah "masalah unik". Yang paling sederhana, misalnya bertemu dengan tukang-tukang gossip pendengki yang ingin mengetes reaksi kita terhadap ucapan & sikap mereka.

Hehe …

Cepat atau lambat kita toh akan bertemu dengan mereka tanpa terduga.

Why?

Pastilah untuk menguji iman kita. Apa lagi kalau bukan itu?

Sebagai penutup tulisan ini, saya mengutip perkataan Inspektur Battle, Detektif Scotland Yard, (tokoh dalam karya Agatha “Towards Zero”) yang dideskripsikan memiliki wajah seperti kayu, tanpa ekspresi.


“Saya orang sederhana. Saya lebih suka memercayai apa yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri”

So, jangan tertipu oleh angan-angan dan harapan manis seperti permen.

Lihatlah kenyataannya, kita sudah dewasa. Jangan pernah memelihara kebencian.

Friends, masih banyak kutipan-kutipan Agatha Christie yang memuat nilai-nilai psikologis yang bermanfaat untuk direnungkan.

Semoga di lain waktu, saya bisa menyajikan ulasan yang lebih, lebih, dan lebih mendalam lagi.

Sekian dulu ulasan ini. Terima kasih sudah mau mampir meskipun hanya sekadar “mengintip”.


#Hanya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman hidup

Comments

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya