Ilmu
Psikologi Membantu Kita Mengenali
“Si
Bawang Putih” & “Si Bawang Merah”
dok. pribadi
Bagi teman-teman pecinta novel-novel
detektif, Agatha Christie pasti sudah tidak asing bagi kalian.
Ya, Beliau adalah novelis tersohor asal
Inggris yang menciptakan tokoh Miss Jane Marple & Hercuile
Poirot.
Selain menyuguhkan misteri pembunuhan yang
membuat hati “deg-degan” & pikiran bermain tebak-tebakan, Agatha juga ternyata
mengajarkan kita tentang psikologi melalui percakapan antar tokoh-tokohnya.
Belajar ilmu psikologi membuat kita memahami sifat-sifat manusia.
Dalam salah satu novelnya yang berjudul “The
Thirteen Problems”, Miss Marple mengungkapkan sebuah kalimat, yaitu
“Setiap orang sebenarnya sangat mirip
satu sama lain. Sungguh. Tapi untungnya, mungkin, mereka tidak menyadarinya”
Ya, memang benar.
Coba kita perhatikan, orang-orang yang cenderung
berpikir positif pasti memiliki kesamaan dalam perilaku, misalnya:
Tidak mudah emosi/ terprovokasi
Menjaga lisannya dari perkataan kasar
Terlihat berpikir dulu kemudian
bertindak, bukan sebaliknya
Mampu mengatasi rasa iri/ dengki kepada
sesama manusia
dll …
Begitulah, orang-orang yang baik hatinya akan memperlihatkan
kebiasaan atau pola-pola yang mirip dalam kesehariannya.
Dengan kata lain, orang-orang yang memiliki
jiwa “Si Bawang Putih” akan selalu menjauhkan
diri dari sifat munafik.
Pemilik jiwa “Si Bawang Merah” pun akan melakukan
hal kurang lebih sama, yaitu
Melaksanakan & mengulangi niat
jahatnya karena memiliki pikiran yang sempit dan
penuh dengan prasangka. Tak bisa mengekang perasaan, buruk sopan santunnya, dan kasar seperti anak kecil.
Agatha Christie secara tidak langsung mengajarkan
kita untuk selalu mengamati perilaku manusia yang sedang normal psikologisnya
dan yang sedang terganggu psikologisnya.
Tujuannya
…
Pemahaman terhadap sifat-sifat manusia dapat membantu
diri kita untuk bersikap tenang dalam berbagai situasi.
Kita dilatih untuk memprediksi/ memahami tujuan
di balik setiap tindakan seseorang.
Masih dalam judul novel yang sama, Miss
Marple menasehati Miss Jane Helier, aktris muda yang cantik …
“Sayang, jangan membiarkan diri berada
di bawah kekuasaan wanita lain, meskipun kau pikir saat itu dia adalah temanmu”
Kata-kata itu benar sekali, kan?
Kita tidak pernah bisa tahu isi hati wanita lain.
Banyak orang yang menunjukkan sikap manis dan kelihatan baik. Namun ternyata bertarung dengan perasaannya sendiri. Tidak bisa mengatasi rasa irinya.
Banyak orang yang menunjukkan sikap manis dan kelihatan baik. Namun ternyata bertarung dengan perasaannya sendiri. Tidak bisa mengatasi rasa irinya.
Teman-teman pasti tahu kasus seorang aktris
Indonesia “Si A” yang suaminya menikah dengan sahabatnya sendiri “Si B”.
Kedua sahabat itu sering terlihat latihan musik
bersama-sama di rumah “Si A”, dan “Si B” selalu membantu menyusun rencana “Si
A” dengan sebaik-baiknya.
Kelihatannya sahabatnya itu setia sekali. Namun
…
Kalian pasti tahu akhir ceritanya.
“Harga diri sering kali cuma ada di
mulut,
tetapi tidak dalam perbuatannya”
Di sisi lain, Agatha Christie menghibur
psikologis pembaca lewat ucapan Miss Marple, dalam “They do it Mirrors”.
“Kehidupan orang mempunyai temponya masing-masing.
Ada yang bertempo presto. Ada pula yang bertempo adagio”
Dalam hidup ini setiap orang pasti pernah
dihadapkan pada sebuah "masalah unik". Yang paling sederhana, misalnya bertemu dengan tukang-tukang gossip
pendengki yang ingin mengetes reaksi kita terhadap ucapan & sikap mereka.
Hehe …
Cepat atau lambat kita toh akan bertemu dengan
mereka tanpa terduga.
Why?
Pastilah untuk menguji iman kita. Apa lagi
kalau bukan itu?
Sebagai penutup tulisan ini, saya mengutip
perkataan Inspektur Battle, Detektif Scotland Yard, (tokoh dalam karya Agatha “Towards
Zero”) yang dideskripsikan memiliki wajah seperti kayu, tanpa ekspresi.
“Saya orang sederhana. Saya lebih suka
memercayai apa yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri”
So, jangan
tertipu oleh angan-angan dan harapan manis seperti permen.
Lihatlah kenyataannya, kita sudah dewasa. Jangan
pernah memelihara kebencian.
Friends, masih banyak kutipan-kutipan Agatha
Christie yang memuat nilai-nilai psikologis yang bermanfaat untuk direnungkan.
Semoga di lain waktu, saya bisa menyajikan ulasan yang lebih, lebih, dan lebih mendalam lagi.
Sekian dulu ulasan ini. Terima kasih sudah
mau mampir meskipun hanya sekadar “mengintip”.
#Hanya ingin berbagi pengetahuan dan
pengalaman hidup
Comments
Post a Comment