Skip to main content

Pengalaman Terkena Flu Tulang: Chikungunya

Tiga Minggu Berjuang Melawan Virus Chikungunya



Assalamu Alaikum, Friends …

Alhamdulillah pada akhir Januari 2019 ini saya kembali bisa memposting tulisan sederhana meskipun “kisah” yang akan saya bagi ini bukanlah pengalaman yang menyenangkan :)

“FLU TULANG”

Dua kata itu cukup familiar bagi saya karena waktu SMP kawan saya pernah bercerita tentang kakak laki-lakinya yang dihampiri penyakit tersebut.

Sahabat saya bercerita bahwa abangnya mengalami nyeri hebat di sekujur tubuh atau merasakan tulangnya ngilu-ngilu.

Saat itu sebagai anak SMP saya merasakan kelucuan mendengar istilah “Flu Tulang”.

Pikir saya, "Masa sih tulang kita bisa terkena flu? hehe ...

Harap dimaklumi di zaman itu kami belum terlalu akrab dengan “Kakak Google”.

Saya & teman-teman lain mengira “Flu Tulang” merupakan istilah yang dibuat sendiri oleh kawan saya itu.

Baca Juga:
5 Fakta Sains Yang Harus Diketahui Orang Indonesia

o-------------------------------o

Friends, setelah terjangkiti virus tersebut di akhir 2018 barulah saya betul-betul sadar bahwa Flu Tulang atau Demam Tulang adalah nama lain dari Chikungunya.

Minimnya pengetahuan tentang penyakit ini menyebabkan saya tidak menyadari sinyal yang sebenarnya sudah disampaikan oleh tubuh saya saat itu.

Actually, saya cukup sering melihat berita di televisi mengenai banyaknya masyarakat Indonesia yang terjangkiti penyakit ini.

Mulai dari balita hingga dewasa, but saya cuek aja.

Ternyata oh ternyata …

Flu tulang atau Chikungunya adalah penyakit khas negara tropis seperti Indonesia.

Huaaaaa …

Gejala awal yang saya rasakan adalah tenggorokan yang sakitnya luar biasa.

Bahkan air putih pun rasanya sulit sekali melewati tenggorokan ini.

Setelah semalaman berjuang mengalami radang tenggorokan, keesokan harinya …

Gejala kedua yang saya rasakan adalah tulang atau persendian sakitnya bukan main.

Diawali dari lutut, paha, punggung, hingga leher semuanya terasa ngilu tidak karuan.

Bahkan saat mengambil air wudhu, rasanya tulang ini seperti disiram air es dari kutub utara.

Saya nyaris tidak bisa mengonsumsi apapun hingga menjadikan tubuh saya lemas.

Friends, saya pikir ini hanya gejala masuk angin atau flu biasa berhubung cuaca pada bulan Desember memang rada-rada ekstrim.

Satu hari berlalu saya lewatkan di dalam kamar dengan berbaring.

Saya pun harus menahan sakit meski hanya sekadar bangun untuk minum air putih.

Bahkan saking ngilunya persendian ini, saya tidak bisa melaksanakan salat secara normal.

Saya terpaksa salat duduk.

Astaghfirullah, seumur-umur saya baru merasakan tubuh saya sakit seperti ini.


Rasanya seperti mau lumpuh.

Saya pernah mengalami gejala tipes saat masih SD, seingat saya sakitnya pun tidak separah ini.

Karena tidak sanggup menahan sakit, malam harinya saya diantar oleh bapak & ibu ke dokter praktik.

Beberapa bulan lalu berat badan saya 43 kg (tinggi badan saya 152 cm).

But, saat perawat menyuruh saya menimbang berat badan …

Ternyata BB saya hanya 39,5 kg.

Tekanan darah saya hanya 90 (saya lupa per berapa).

Ya Allah, saya benar-benar sakit.

Pantas saja virus-virus itu mudah masuk ke dalam tubuh. Imunitas tubuh saya pasti sedang menurun & akhirnya kalah melawan virus.

Setelah ngobrol dengan dokter seputar gejala sakit yang saya alami, dokter menyatakan bahwa saya adalah pasien ke-5 hari itu yang mengalami gejala serupa.


Bengkak & ruam-ruam bisa juga terlihat pada pasien flu tulang

Dokter menginformasikan bahwa ada seorang bapak yang datang dalam keadaan tubuhnya sudah mulai bengkak-bengkak (mungkin saking ngilunya).

Dokter mendiagnosa bahwa saya terkena flu tulang alias Chikungunya.

Hiks …

Beliau juga menyampaikan jika obat yang diberikan sudah habis namun belum ada perubahan, maka saya harus melakukan cek darah.

Karena sepertinya dokter juga mencurigai saya terkena DBD atau tipes.

Dokter sempat menanyakan apakah saya merasa mual dan mengalami diare?

Mungkin karena saat itu virus-virus belum menyebar ke seluruh tubuh, saya tidak merasakannya.

Saya hanya menyampaikan bahwa saat itu saya hanya merasakan tenggorokan saya sakit & tulang-tulang terasa ngilu.

Dokter memberikan nasihat agar saya menjaga pola makan sehingga daya tahan tubuh terjaga.

Jujur, semenjak bekerja pola makan saya memang perlahan-lahan mengalami perubahan.

Kalau persoalan menu makanan sih saya cukup selektif, hanya waktu makannya saja yang tidak karuan.

Padahal kata dokter makan itu tidak harus langsung banyak, biar sedikit yang penting menu makanannya seimbang & waktu makannya tepat.

Sebelum pulang, dokter menanyakan apakah saya pengen suntik vitamin C?

Ya, pengen juga sih tapi saya lebih memilih minum obat aja. 

Padahal kalau suntik itu reaksinya bisa lebih cepat dibandingkan minum obat.

Adapun obat yang diresepkan oleh dokter itu ada 4 jenis & mereknya, yaitu ...

Obat radang tenggorokan (Carbidu), obat nyeri & sakit kepala (Tyrema), obat demam, batuk, flu (Brochifar), dan antibiotik (Fharmaxil).


Let's see ...


Anehnya, di awal-awal terserang virus Chikungunya, saya tidak merasakan demam, sakit kepala, dan gejala flu lainnya.

Namun, obat flu yang diresepkan oleh dokter tetap saya tebus di apotik.

Pulang ke rumah saya langsung minum semua obatnya sebelum tidur,  kecuali obat flu (demam, batuk, flu) karena saya tidak merasakan gejala tersebut.

Esok harinya, saya merasa tubuh saya agak enteng.

Setidaknya saya sudah bisa meneguk air putih dengan lega & bisa menelan bubur meskipun tenggorokan masih agak sakit.

Setelah 2 kali mengonsumsi obat radang, alhamdulillah tenggorokan saya langsung lega.

Jadi, sisa obatnya yang satu papan itu saya simpan saja.

Obat nyeri saya habiskan hingga beberapa hari.

But, saya masih saja merasakan ngilu di sekujur tubuh, khususnya bagian paha, lutut, & kaki.

Bahkan berlangsung selama 2 minggu meskipun tidak sesakit sebelum minum obat.

Friends, menurut saya penyakit flu tulang itu cukup unik.

Pada minggu pertama setelah radang tenggorokan saya sembuh, anehnya saya baru mulai merasakan mual, perut terasa begah (tapi bukan mencret atau diare), dan nafsu makan semakin berkurang.

Saya juga sering merasa ingin buang air besar tapi feses saya normal saja.

Entah turun berapa kilo lagi badan saya karena ketika beberapa tetangga datang ke rumah untuk ngobrol-ngobrol dengan Ibu & melihat saya …

Mereka langsung komentar kalau saya terlihat kurus sekali.

Friends, saya sempat stres dengan penyakit flu tulang ini.


Selama satu minggu terkena penyakit ini saya lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, seperti: jeruk, lengkeng, apel, anggur, dan kelapa muda.

Karena jujur setelah mual & masalah perut saya sembuh, saya kehilangan nafsu makan dan hanya ingin mengonsumsi buah-buahan saja.

Ibu saya juga membelikan susu beruang. Entah berapa kaleng yang sudah saya habiskan.

But, alhamdulillah saya merasa lebih berenergi. Saya minum susu ini sebelum tidur di malam hari.

Pada minggu kedua terserang virus Chikungunya, saya (baru) kemudian merasakan demam di sekujur tubuh & sedikit sakit kepala.

Saya akhirnya (baru) mengonsumsi obat flu (demam, batuk, flu) sampai habis satu papan.

Saya juga mengompres kepala saya dengan air hangat (bukan air es). 

Tubuh bisa menjadi bertambah demam jika dikompres dengan air es (ini fakta lho, bukan mitos).

Tiga jenis obat yang diberikan oleh dokter, yaitu obat nyeri, obat flu, dan antibiotik sudah saya habiskan.

Namun, entah mengapa ngilu-ngilu di badan ini tidak kunjung reda, malah terasa berpindah-pindah ke bagian tubuh lainnya.

Awalnya di lutut, kaki, punggung, lalu pundak. Kondisi fisik saya benar-benar diuji oleh virus tersebut.

Selama dua minggu virus Chikungunya menjangkiti tubuh saya …

Puncaknya saya merasakan sakit kepala yang luar biasa hingga sakitnya terasa sampai ke leher, bagian belakang mata juga terasa ngilu/sakit, ditambah dengan demam yang naik turun tidak karuan.

Padahal obat dari dokter sudah habis.

Saya mulai galau. Jangan-jangan saya terkena DBD atau tipes.

Karena penasaran, saya cari info di “Klinik Dokter Googlemengenai penyakit flu tulang atau Chikungunya ini.

Berikut fakta-fakta tentang penyakit flu tulang


Flu tulang & demam berdarah disebabkan oleh jenis nyamuk yang sama, yaitu Aides Aegypti tapi penyebab virusnya berbeda.

Flu tulang disebabkan oleh virus Chikungunya, sedangkan DBD disebabkan oleh virus Dengue.

Beberapa gejala flu tulang memang menyerupai DBD.

Namun, gejala khas flu tulang adalah nyeri atau pegal linu pada persendian tanpa ruam atau bintik-bintik merah (itu yang saya alami), sedangkan DBD  adalah demam tinggi mencapai 40 derajat celcius + kemunculan bintik merah pada kulit.

Mungkin itu alasan dokter menyampaikan kepada saya bahwa jika obat yang diberikan sudah habis atau jika kondisi fisik saya bertambah lemah …

Sebaiknya segera cek darah untuk memastikan penyakit yang saya alami.

Actually, tidak ada obat khusus untuk mengatasi flu tulang. 

Obat yang diberikan oleh dokter berfungsi untuk meringankan atau meredakan gejalanya saja.

Flu tulang juga adalah salah satu penyakit yang sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Masa inkubasi (masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai ke saat timbulnya penyakit itu) sekitar dua sampai empat hari.

Sementara gejalanya bisa dirasakan tiga sampai sepuluh hari.

Gejala nyeri sendi yang dirasakan bisa bertahan selama berbulan-bulan, lho.

Flu Tulang atau Chikungunya sebenarnya salah satu penyakit yang jarang menyebabkan komplikasi fatal.

Tapi, gejala penyakit ini bisa sangat mengganggu dan bisa bertahan lama (seperti yang saya alami).

Oleh karena itu, istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang bergizi, serta buah-buahan sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit ini.

Mungkin yang menyebabkan demam saya naik turun karena setelah merasa kondisi tubuh agak mendingan …

Saya langsung banyak bergerak, seperti menyapu, mengepel, dan aktivitas lainnya.

Padahal jika tubuh kita terserang virus Chikungunya, istirahat total adalah solusinya.

So, secara umum gejala flu tulang, antara lain:

Demam
Nyeri pada persendian
Sendi bengkak
Tulang sakit saat digerakkan
Keram pada otot
Sakit punggung
Sakit kepala yang parah
Mual dan muntah
Nyeri pada bagian belakang mata
Ruam pada kulit (hanya sedikit penderita yang mengalami gejala ini)
Tubuh terasa lelah

Friends, hampir 3 minggu saya merasakan virus Chikungunya ini singgah di tubuh saya.

Yang paling menyakitkan adalah ketika virus tersebut menyebabkan tubuh kita ngilu-ngilu parah.

Mungkin seperti itulah rasanya rematik atau asam urat, yah? (huaaaa).

Bahkan saat ingin bergerak atau bangun dari tempat tidur, saya harus berjuang sekuat tenaga.

Saat virus tersebut mulai menyerang syaraf, rasanya kepala mau pecah, perasaan kita menjadi tidak karuan.

Astagfirullah.

Saya bersyukur gejala-gejala flu tulang yang saya rasakan itu bertahap datangnya selama 3 minggu.

Wah, bisa-bisa saya koma, masuk UGD, jika semua gejala tersebut menyerang saya dalam waktu bersamaan.

Naudzubillah.

Friends, radang tenggorokan + ngilu-ngilu saja yang terjadi dalam satu hari menjadikan saya meringkuk di tempat tidur.

Bagaimana jika dalam satu hari itu saya juga mengalami demam, sakit kepala, plus ngilu di bagian mata.

Wah, bisa pingsan saya.

Selama terkena penyakit flu tulang, tiap malam saya berkeringat ketika tidur.

Saya merasa sudah memaksimalkan usaha untuk sembuh dari penyakit unik ini.

Minggu ketiga, saya mengalami sakit kepala yang luar biasa + batuk yang datang secara tiba-tiba.

Saya sempat meminta Bapak membelikan obat seperti yang diresepkan oleh dokter, yaitu obat flu & obat nyeri di apotik.

But, merek obat yang diberikan dokter tersebut tidak tersedia.

Tyrema & Brochifar adalah obat yang diresepkan dokter sebelumnya

Akhirnya apoteker memberikan obat sejenis dengan fungsi sama, tapi merek berbeda.

Tyrema diganti dengan Rheumacyl dan Brochifar diganti dengan Flucadex.

Namun, pada akhirnya saya hanya “mencicipi” masing-masing satu buah obat tersebut.

Saya sudah merasa eneg dengan obat-obat kimia tersebut.

Saya mohon diberikan kesembuhan oleh Allah Swt., sebab tidak ada satu pun yang dapat terjadi tanpa seizin atau kehendak-Nya.

Saya juga selalu berusaha berpikir positif & introspeksi diri.

Karena semua ujian atau musibah yang menimpa diri kita bisa jadi disebabkan oleh kepribadian kita sendiri.

Mungkin ada sikap atau tindakan yang keliru atau salah.

Alhamdulilah, saat membuka ponsel saya melihat resep teh herbal yang sempat dikirimkan oleh teman via medsos.

Teh herbal ini merupakan campuran dari teh hijau, kayu manis, dan madu yang bermanfaat untuk melawan bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh.

Syukurlah semua bahan itu tersedia di dapur.


Saya menyeduh teh hijau merek Tong ji dengan 200 ml air yang tidak terlalu panas (sekitar 80 derajat celcius), kayu manis seukuran kelingking (boleh juga yang serbuk), ditambah 1-2 sendok madu.

Saya meminum teh herbal ini dua kali sehari, yaitu satu jam setelah sarapan dan pada malam hari (setelah makan malam/ 2 jam sebelum tidur).

Selama 3 hari mengonsumsi teh herbal ini, alhamdulillah sakit kepala & demam, serta ngilu-ngilu di badan saya berangsur-angsur sembuh.

So, kurang lebih 3 minggu saya dipaksa “bersahabat” dengan penyakit flu tulang ini.

Jika ditotal butuh waktu satu bulan agar saya betul-betul pulih dari penyakit ini.

Saya bersyukur terkena virus Chikungunya pada masa liburan sehingga tidak mengganggu pekerjaan.

Saya memperoleh informasi dari beberapa artikel kesehatan, bahwa orang-orang yang sudah terkena flu tulang …

Sudah memiliki antibodi & Insya Allah tidak tidak akan terjangkiti lagi dengan virus ini di masa yang akan datang selama imunitas tubuh terjaga.

Aamiin.

Friends, saya mendapatkan hikmah setelah terkena penyakit flu tulang, yaitu berusaha menjaga pola makan saya, serta menjaga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

Karena jika daya tahan tubuh kita kuat, bakteri atau virus juga akan sulit untuk masuk ke dalam tubuh.

Selama bekerja, saya memang sering melewatkan sarapan, telat makan siang, dan makan malam seadanya.

Selain itu, waktu tidur juga harus diperhatikan. Jangan memaksakan diri untuk begadang.

Sebaiknya pekerjaan dicicil di siang hari sehingga saat malam tiba tidur kita bisa cukup & berkualitas.


Ujian sakit juga menjadikan saya lebih mawas diri & semakin mensyukuri nikmat sehat yang diberikan oleh Allah.

Baca juga:
#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup

Email: annisa.natsir@gmail.com

Comments

  1. Klo aku masih ngerasain sakit ngilu bekas flu tulang smp skr pd hal uda 5 bulan berlalu. Terutama saat mau dtg bln pasti ngilu itu dtg smp saya susah jalan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k