Skip to main content

Bagaimana Menghadapi Bully Ketika Sendirian? (Part 5)

DI MANA BULLY BISA TERJADI?


Pembullyan itu bisa terjadi di mana saja. 

Bukan hanya di ruang publik, tempat berbaurnya sesama manusia, seperti: sekolah, kampus, taman, pusat perbelanjaan, kantin, dan sebagainya.

Lingkungan tempat tinggal yang seharusnya menjadi sarana menenangkan diri bisa menjadi kacau ...

Jika terdapat satu orang saja dengan karakter Pembenci/Pembully berada di lokasi yang berdekatan.

Misalnya, ketika kita baru saja pindah ke perumahan baru atau ketika kita memiliki tetangga baru.

Saat menempati lingkungan baru, otomatis seseorang harus beradaptasi kembali dengan berbagai macam karakter manusia.

Sebagai pendatang baru di suatu lingkungan, bisa saja seseorang mendapatkan “kejutan budaya”.

Pemilik karakter extrovert & ambivert kemungkinan besar bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru.

Namun, Si Introvert butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.

Orang dengan karakter tertutup biasanya akan sulit mendapatkan kawan baru & memilih tinggal di dalam rumah saja.

Nah, seseorang dengan karakter Pembully yang haus drama bisa memanfaatkan kekurangan tersebut.

Dengan menyebarkan gosip mengenai tetangga barunya itu.

Karena ia memandang orang-orang tersebut sebagai pribadi yang kelihatan tidak berdaya.

Cocok menjadi target untuk meningkatkan keberanian Si Pembenci.

Baiklah …

Saya ingin menceritakan pengalaman sendiri mengenai tetangga baru yang mengontrak di dekat rumah keluarga kami.

Saya sebut ia “Perempuan Psikopat” :)

Semuanya mungkin ujian dari Allah untuk menguji keimanan & kesabaran saya sekeluarga.

Apalagi kalau bukan itu?

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari beberapa sumber, keluarga ini sering mendapat masalah di lingkungan sebelumnya.

Mungkin itulah alasan mereka tidak menetap di suatu tempat atau mungkin ada alasan lainnya juga.

Wallahu Alam.

Entah karakter yang memang dari sononya adalah Pendengki/ Pengiri, “Perempuan Psikopat” itu sendiri nyaris tidak pernah keluar rumah.

Dia hanya duduk-duduk di terasnya sepanjang hari mengamati lingkungan sekitarnya.

Sebelumnya saya sudah menyampaikan bahwa Pembully itu sebenarnya adalah tipe manusia dengan kepercayaan diri yang rendah.

Rumah keluarga saya merupakan perpaduan antara “perkampungan & perumahan” yang memiliki halaman cukup luas ...

Sayangnya tidak dilengkapi dengan tembok/pagar.

Sehingga tetangga di sekitar rumah & orang-orang yang lewat bisa dengan mudahnya mengakses pemandangan rumah kami.

Suara-suara dapat mengalir begitu saja tanpa filter. 

Jangankan di waktu subuh & malam hari, di waktu siang pun semuanya terdengar jelas.

Saya pribadi sama sekali tidak mengenal keluarga itu berhubung mereka adalah pendatang baru.

Di awal-awal kedatangannya, semua anggota keluarga itu terlihat adem-adem saja.

Namun, entah sejak kapan, salah satu anggota keluarga yang saya sebut “Perempuan Psikopat” mulai mengeluarkan racunnya.

Saya pikir, saya salah mendengarkan ucapan perempuan aneh itu.

Dia sering menyebutkan kata-kata bernada penuh sindiran entah ditujukan kepada siapa karena tidak sekali pun menyebut nama seseorang.

Berhubung saya mengambil kuliah jurusan bahasa.

Alhamdulillah saya cukup peka mengidentifikasi tuturan-tuturan yang diucapkan oleh seseorang.

Perempuan aneh itu memang tidak menyebutkan nama, tapi konteks sindirannya mengarah kepada keluarga kami.

Awalnya saya sama sekali tidak mengerti mengapa ia terlihat begitu benci kepada keluarga saya.

Ibu saya memang sempat menyampaikan keberatan kepada keluarga itu karena memelihara beberapa jenis unggas.

Sementara rumah kontrakan mereka tidak memiliki halaman sedikit pun.

Nah, otomatis peliharaan mereka berkeliaran & mencari makan di halaman tetangga.

Termasuk rumah kami yang tepat berhadapan dengan kontrakan itu.

Unggas-unggas itu merusak tumbuhan yang ada di halaman rumah, dan kotoran plus baunya bertebaran di sana-sini.

Karena dianggap cukup mengganggu, Ibu saya terpaksa harus selalu mengusir hewan-hewan tersebut setiap kali mendekati halaman rumah kami yang tidak berpagar.

Kami tidak punya pilihan lain karena unggas-unggas tersebut akan terbiasa jika tidak diusir sejak awal.

Pada umumnya hampir semua tetangga mengeluh dengan keadaan tetangga baru kami itu.

But, hanya Ibu saya yang secara terbuka menyampaikan ketidaknyamanannya berhubung halaman rumah kami-lah yang paling sering didatangi unggas-unggas itu. 

Baca juga:

Siapa saja yang bisa menjadi pembully?

Entahlah, mungkin mereka tersinggung & ingin membalas dendam (hihi).

Namun, setelah saya mengamati perilaku “Perempuan Psikopat” itu.

Saya sadar bahwa sebenarnya ini bukan persoalan unggas-unggas semata.

Berdasarkan penampakan tetangga baru itu.

Saya menilai mereka bukanlah pribadi-pribadi yang “beres” alias tidak bahagia.

Hmmm …

Mereka kelihatan tertutup & hanya sesekali berinteraksi dengan tetangga-tetangga lain, termasuk “perempuan psikopat” itu.

Dia nyaris tidak pernah meninggalkan rumah karena suara histerisnya bergema sepanjang hari.

Saya sendiri tidak mengenal, bahkan bertemu, bertatap langsung dengannya saja tidak pernah.

Saya menduga dia sering mengamati & mendengarkan pembicaraan keluarga kami.

Secara sembunyi-sembunyi dari balik pintu pagarnya yang ditutupi dengan plastik khusus.

Saya pikir permasalahan “perempuan aneh” itu adalah kesenjangan sosial. Mungkin dia kurang piknik.

Friends, saya adalah penduduk asli & selama kurang lebih 27 tahun tinggal di rumah keluarga ...

Alhamdulillah tidak pernah satu kali pun saya & anggota keluarga lainnya mengalami “insiden” dengan tetangga.

Reputasi saya cukup baik di lingkungan rumah kami :D

Riak-riak kecil dengan beberapa tetangga pastilah ada ...

Tapi tidak pernah terjadi pembullyan verbal seperti yang dilakukan “Perempuan Psikopat” tersebut.

Rasanya tidak nyaman sekali bertetangga dengan orang seperti itu karena (maaf beribu maaf).

Seperti tidak tahu diri sebagai pendatang.

Perilaku perempuan aneh itu makin menjadi-jadi. Sepertinya ia mengalami depresi berat & butuh pelampiasan.

Bayangkan saja berada di dalam rumah sepanjang hari + lingkungan rumah kami yang memang tenang sekali.

Pasti membuat orang baru seperti dia belum bisa menyesuaikan diri.

Akhirnya ia menciptakan drama atau hiburan untuk mengisi waktu luangnya yang berlebihan.

Baiklah …

Nah, ketika saya menyapu di bagian teras rumah, ia mulai mengucapkan “kata-kata aneh”.

Saya sempat marah & membalasnya meskipun secara tidak langsung.

Bukannya sadar, dia malah menjadi-jadi.

Membalas bully-an ternyata menjadikan Para Pembenci itu seperti tanaman yang diberi pupuk & air.

Dia akan terus bertumbuh subur.

Ya ampun, mengapa saya jadi ikut-ikutan menjadi wanita aneh.

Alhamdulillah, saya segera mengingat pengalaman ketika bertemu mahasiswi, Korban bully, di perpustakaan itu.

Berhubung saat itu saya masih bekerja “part time” di kampus ...

Maka ocehan perempuan aneh itu benar-benar membuat kuping panas karena saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Saya segera mencari artikel psikologi tentang cara praktis menghadapi Para Pembully verbal.

Ternyata mendiamkan atau mencueki Para Pembenci bisa menjadikan mereka kebingungan.

Wah, betul sekali apa yang dilakukan mahasiswi Korban bully di perpustakaan itu.

Karena merupakan salah satu trik menghadapi bully-an verbal.

Gimana rasanya berkomunikasi kepada orang bisu & budek? 

Pasti kita keki sendiri.

Sama halnya ketika memberikan perhatian kepada orang yang kita sukai, tapi dia cuek bebek.

Lambat laun kita akan sadar sendiri bahwa cinta kita bertepuk sebelah tangan.

Kita sibuk memberikan perhatian. Kok, “Target” nggak merespon?

Saya hanya berharap suatu saat “perempuan psikopat” itu menyerah agar kedamaian di lingkungan rumah kami kembali seperti dulu.

Saya sempat curhat kepada Ibu saya, dan beliau mengatakan tidak usah dipikirkan. 

Toh, keluarga pendatang itu hanya mengontrak saja.

Kata orang perasaan cinta itu beda tipis dengan benci.

Meskipun orang memeras keringat menunjukkan kebenciannya, tapi kita terlihat santai.

Dia pasti bisa menilainya & akhirnya menjadi kesal sendiri.

Next …

Saya juga teringat pengalaman seorang teman yang mengajar di PAUD. Dia mendapati salah satu murid yang luar biasa pendiam.

Menurut kawan saya, sebenarnya murid pendiam itu cukup patuh & disiplin.

Namun, instruksi-instruksi untuk mengucapkan beberapa patah kata tidak sanggup/tidak mau dilakukan oleh peserta didiknya itu.

Padahal interaksi yang bersifat verbal juga menjadi salah satu indikator penilaian & pencapaian peserta didik dalam proses belajar.

Misalnya, menyanyi atau mengucapkan kata-kata tertentu yang diinginkan oleh gurunya.

Menurut teman saya, segala cara sudah dilakukan oleh para pendidik di PAUD tersebut agar anak didik itu mau merespon mereka.

Namun, tidak ada perubahan berarti. 

Kawan saya & rekan-rekannya akhirnya menyerah & membiarkan anak tersebut.

Kawan saya juga terus berkomunikasi dengan orang tua peserta didik yang pendiam itu agar tidak terjadi salah paham di kemudian hari.

Kawan saya mengatakan: 

“Jika murid itu diam saja, tak ada yang bisa kami nilai”.

So …

Berdasarkan rangkuman pengalaman pribadi & pengalaman hidup orang lain yang menjadi Korban bully, serta tulisan-tulisan dari berbagai artikel psikologi “Karakter Para Pembully” …

Saya akhirnya mencoba mengikuti trik “Cuek Bebek” dalam menghadapi bully-an verbal “Perempuan Psikopat” itu.

Alhamdulillah, ternyata ada hasilnya juga meskipun hanya bersifat sementara.

Saya sudah bilang bahwa dia “perempuan psikopat”.

(jujur, sebenarnya saya tidak tega menyebut sesama kaum hawa seperti itu).

Tapi, sungguh perempuan aneh itu benar-benar menguji kesabaran kami sekeluarga.

Hufffff …

Friends, akhirnya saya penasaran ingin menguji peribahasa …

“Anjing yang menyalak, biasanya tidak menggigit”

atau peribahasa lainnya:

“Tong kosong nyaring bunyinya”

Nah, menunggu kesempatan saat “perempuan psikopat” itu sedang asyik-asyiknya mengeluarkan “racun”.

Saya langsung berjalan menuju ke arah rumahnya.

(sebenarnya niat saya adalah ke warung).

Saya berjalan santai saja melewati depan rumahnya. 

Dia & beberapa anggota keluarganya terlihat kaget & diam seribu bahasa.

Alhamdulillah ...

Mungkin ini adalah petunjuk yang diberikan Allah atas doa-doa saya yang merasa terganggu dengan perilaku aneh keluarga pendatang tersebut.

Saya mulai meraba-raba keluarga ini, khususnya “perempuan psikopat” itu.

Saya cukup yakin mereka sedang membuat drama untuk sengaja menaikkan tanduk saya.

Setelah beberapa kali mempelajari perilaku keluarga pendatang itu

Saya sudah bisa memberikan penilaian bahwa mereka memang memiliki “kelainan”.

Perempuan aneh itu nyaris tidak tidur hingga memasuki waktu subuh. 

Entah dia punya ilmu tertentu atau apa namanya.

Saya bukannya takut kepada mereka karena saya yakin bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian.

Saya ngeri bercampur kasihan melihat “perempuan psikopat itu”.

Dia nyaris menghabiskan waktu memperhatikan kehidupan keluarga kami, khususnya saya pribadi.

Saya mulai menyadari bahwa ia melakukan pembullyan itu untuk mencari kesibukan dalam mengisi hari-harinya yang hambar.

So …?

Ternyata “Peringatan 1” melintas di depan kontrakan itu cukup memberikan  shock teraphy baginya.

Perempuan aneh itu menghentikan kegiatan bully-nya sejenak.

Namun, dasar mentalnya memang cukup terganggu.

Ia kembali mengulanginya lagi & sepertinya mendapat dukungan dari anggota keluarganya.

Saya sudah cukup yakin bahwa perempuan aneh itu memang mengalami gangguan jiwa.

Namun, dia & keluarganya tidak menyadari penyimpangan itu.

Atau mungkin sudah terbiasa melakukan perundungan di mana pun mereka berada.

Apa yang harus saya lakukan?

Saya cukup yakin tetangga di sekitar rumah sudah mulai terpengaruh dengan ujaran-ujaran kebenciannya.

Tapi mereka memilih untuk diam saja.

Actually, saya tidak terlalu khawatir karena tetangga lain sudah cukup mengenal keluarga & pribadi saya ...

Sedangkan Si Pembully adalah Si kepo yang sok tahu.

Di sisi lain, sebagai manusia biasa, saya tentu punya perasaan cemas dengan isi ­bully-an “perempuan psikopat” itu yang sudah mendekati fitnah.

Dia benar-benar perempuan bermasalah yang sedang haus perhatian.

Allah with us

Akhirnya saya mengatur strategi untuk memberikan “Peringatan 2”.

Saya kembali mengulangi “ancaman” saya kepada keluarga aneh itu.

Di saat dia sudah mulai berkoar-koar dengan bully-nya, saya kembali melewati rumah kontrakan mereka dengan santai tanpa mereka duga.

Mereka terlihat & terdengar salah tingkah, terutama perempuan aneh itu.

Kembali diam seribu bahasa ketika melihat kehadiran saya melintas di depan kontrakannya.

Saya melihat tetangga lain sudah bisa menilai drama yang dilakukan “perempuan psikopat” itu.

Saya sadar keluarga saya, termasuk saya sendiri sedang dalam proses difitnah, dikatai “sok kaya” ...

Serta ucapan-ucapan sinis lainnya yang bisa memancing & menggiring opini tetangga untuk berprasangka buruk kepada kami.

Seolah-olah kami memang bersikap seperti itu & sedang ada masalah pribadi dengannya.

Padahal kenal saja tidak dengan tetangga baru ini.

Karena mereka memang sangat tertutup & menghabiskan waktu sepanjang hari di balik pintu pagarnya.

Mereka sekeluarga sepertinya sudah mulai menyadari bahwa niat jahatnya sedikit demi sedikit mulai terkuak.

Benar-benar ciri orang munafik yang suka mencari-cari & membicarakan kekurangan orang lain secara sembunyi-sembunyi.

Para Pembenci itu ternyata tidak cukup kuat mental face to face dengan Target bully-nya.

Saya semakin yakin bahwa Para Pembully melakukan perundungan untuk memperlihatkan dominasi & meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Apalagi saya melihat keadaan keluarga perempuan aneh itu (maaf sekali lagi), jauh di bawah standar.

Ya, kemungkinan besar mereka dilanda penyakit ‘ain, penyakit hati (iri & dengki) alias kesenjangan sosial + shock culture.

Beberapa kali saya mengulangi metode OTT (Operasi Tangkap Tangan) ala KPK (hehe).

Saya memang tidak frontal mendatangi mereka & menanyakan alasan keluarga itu melakukan perundungan kepada keluarga kami.

Karena saya mempertimbangkan bahwa perempuan aneh itu tidak menyebut nama siapa pun dalam sindiran-sindirannya.

Bisa saja dia mengelak & akhirnya saya terjebak, seolah-olah sentimen kepada “perempuan psikopat” itu.

Bukankah mereka sedang mempertontonkan drama?

Saya sendiri sudah tahu bahwa Si Pembully hanya mencari perhatian & mencari celah kesalahan keluarga saya.

Astaghfirullah …

Tapi, saya sangat yakin dengan konteks sindiran-sindirannya + shock teraphy yang berhasil membuat mereka diam seribu bahasa.

Strategi melintasi rumah mereka akhirnya menjadi metode “pembalasan” & “peringatan” saya.

Saya tidak perlu capek-capek mengeluarkan energi beradu mulut menanggapi orang-orang bodoh itu.

Saya tetap melakukan aktivitas saya seperti biasa meskipun perempuan aneh itu acapkali masih mengeluarkan racun bully-nya.

Saya juga mengikuti trik mahasiswi Korban bully di perpustakaan itu dengan memperlihatkan ketenangan & kedamaian.

Meskipun saya tidak pernah melihat wajahnya secara langsung karena sepanjang hari ia hanya duduk di balik pagar rumahnya, saya tahu ia sangat kesal.

Saya kini menyadari, mengapa Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk tidak membalas cacian dengan cacian juga.

Karena hakikatnya kedamaian itu tidak bisa didapatkan oleh manusia dengan menyakiti balik manusia lainnya.

Kita mungkin puas setelah menyakiti orang lain, tapi kebahagiaan itu rasanya semu.

Hati kita menjadi sakit setelahnya. Tak ada ketenangan. Energi kita terkuras habis.

Why?

Karena menghina sesama manusia berarti menyakiti Sang Pencipta.

Di sisi lain, kesabaran itu memang sakit di awalnya, tapi saya merasakan ketenangan setelahnya. 

Energi saya juga tetap stabil.

Saya yakin bahwa Para Pembully adalah orang-orang yang tidak akan pernah merasakan kebahagiaan.

Selama dia mempertahankan kelakuan buruknya & tidak bertobat.

Mereka pasti sangat menderita memikirkan korbannya.

Kita tidak perlu memikirkannya, biarkan mereka sibuk sendiri ...

Hingga akhirnya orang lain menilai siapa yang benar & siapa yang salah.

Tetaplah di jalan yang baik, Anda akan sampai.

Saya yakin itu.

Suatu hari tetangga aneh itu kembali melakukan bully secara gencar hingga larut malam. 

Benar-benar manusia yang dirasuki iblis.

Saya yakin tetangga lain yang rumahnya lebih dekat dengan kontrakan mereka pasti mendengarkan dengan jelas ucapan-ucapan “perempuan psikopat” itu.

Sepertinya mereka masih penasaran karena saya & keluarga tidak memberikan reaksi.

Saat pagi hari tiba, ketika perempuan aneh itu & anggota keluarganya sedang seru-serunya mengeluarkan sindiran-sindiran khasnya …

Saya & adik perempuan saya menampilkan pertunjukan bulu tangkis di halaman rumah kami dengan ceria seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Tiba-tiba suasana menjadi hening.

Mereka mungkin bingung, 
mengapa saya dan keluarga
 bisa sesantai dan sebahagia itu? 
padahal mereka sudah menyebarkan 
virus-virus kebencian

Saya tahu dia duduk & bersembunyi, serta mengawasi kami di balik pagarnya yang ditutup rapat.

Benar-benar perempuan bermuka dua & pengecut, bahkan berbisik pun sepertinya dia sudah tidak sanggup.

Benar dugaan saya, perempuan aneh itu & keluarganya hanya berani menyindir dari jarak jauh, menyembunyikan diri di balik pintu pagarnya.

Pantasan saja dia tidak pernah keluar rumah (hihiiii).

Saya yakin tetangga yang lain sudah cukup bisa memahami serta menilai karakter & keinginan “perempuan psikopat” itu.

Setelah permainan bulu tangkis yang membahagiakan itu, seharian perempuan aneh itu tidak terlalu sering berkicau lagi.

Dia mungkin mulai sadar bahwa topengnya sudah retak sedikit demi sedikit.

Jika saya masih sanggup, saya akan tetap menjadi pemain bertahan.

Saya tidak ingin ikut larut dalam rasa benci apalagi sampai beradu mulut dengan perempuan aneh itu.

Dia bukan siapa-siapa, hanya seorang perempuan kesepian yang mengandalkan mulutnya.

So ignore it.

Dan akhirnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Insya Allah. 


#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup

Comments

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya