DI MANA BULLY BISA TERJADI?
Pembullyan itu bisa terjadi di mana saja.
Bukan hanya di ruang publik, tempat berbaurnya sesama manusia, seperti:
sekolah, kampus, taman, pusat perbelanjaan, kantin, dan sebagainya.
Lingkungan tempat tinggal yang seharusnya
menjadi sarana menenangkan diri bisa menjadi kacau ...
Jika terdapat satu orang
saja dengan karakter Pembenci/Pembully berada di lokasi yang berdekatan.
Misalnya, ketika kita baru saja pindah ke
perumahan baru atau ketika kita memiliki tetangga baru.
Saat menempati lingkungan baru, otomatis seseorang
harus beradaptasi kembali dengan berbagai
macam karakter manusia.
Sebagai pendatang baru di suatu lingkungan,
bisa saja seseorang mendapatkan “kejutan budaya”.
Pemilik karakter extrovert & ambivert kemungkinan
besar bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru.
Namun, Si Introvert
butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.
Orang dengan karakter tertutup biasanya akan
sulit mendapatkan kawan baru & memilih tinggal di dalam rumah saja.
Nah, seseorang dengan karakter Pembully yang
haus drama bisa memanfaatkan kekurangan tersebut.
Dengan menyebarkan gosip mengenai tetangga barunya itu.
Dengan menyebarkan gosip mengenai tetangga barunya itu.
Karena ia memandang orang-orang tersebut
sebagai pribadi yang kelihatan tidak berdaya.
Cocok menjadi target untuk meningkatkan keberanian
Si Pembenci.
Baiklah
…
Saya ingin menceritakan pengalaman sendiri
mengenai tetangga baru yang mengontrak di dekat rumah keluarga kami.
Saya sebut ia “Perempuan Psikopat” :)
Semuanya mungkin ujian dari Allah untuk
menguji keimanan & kesabaran saya sekeluarga.
Apalagi kalau bukan itu?
Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari
beberapa sumber, keluarga ini sering mendapat masalah di lingkungan sebelumnya.
Mungkin itulah alasan mereka tidak menetap di
suatu tempat atau mungkin ada alasan lainnya juga.
Wallahu Alam.
Entah karakter yang memang dari sononya
adalah Pendengki/ Pengiri, “Perempuan Psikopat” itu sendiri nyaris tidak pernah
keluar rumah.
Dia hanya duduk-duduk di terasnya sepanjang
hari mengamati lingkungan sekitarnya.
Sebelumnya saya sudah menyampaikan bahwa
Pembully itu sebenarnya adalah tipe manusia dengan kepercayaan diri yang
rendah.
Rumah keluarga saya merupakan perpaduan antara
“perkampungan & perumahan” yang memiliki halaman cukup luas ...
Sayangnya
tidak dilengkapi dengan tembok/pagar.
Sehingga tetangga di sekitar rumah &
orang-orang yang lewat bisa dengan mudahnya mengakses pemandangan rumah kami.
Suara-suara dapat mengalir begitu saja tanpa
filter.
Jangankan di waktu subuh & malam hari, di waktu siang pun semuanya
terdengar jelas.
Saya pribadi sama sekali tidak mengenal
keluarga itu berhubung mereka adalah pendatang baru.
Di awal-awal kedatangannya, semua anggota
keluarga itu terlihat adem-adem saja.
Namun, entah sejak kapan, salah satu anggota
keluarga yang saya sebut “Perempuan Psikopat” mulai mengeluarkan racunnya.
Saya pikir, saya salah mendengarkan ucapan perempuan
aneh itu.
Dia sering menyebutkan kata-kata bernada
penuh sindiran entah ditujukan kepada siapa karena tidak sekali pun menyebut
nama seseorang.
Berhubung saya mengambil kuliah jurusan
bahasa.
Alhamdulillah saya cukup peka mengidentifikasi tuturan-tuturan yang diucapkan oleh seseorang.
Alhamdulillah saya cukup peka mengidentifikasi tuturan-tuturan yang diucapkan oleh seseorang.
Perempuan aneh itu memang tidak menyebutkan
nama, tapi konteks sindirannya mengarah kepada keluarga kami.
Awalnya saya sama sekali tidak mengerti mengapa
ia terlihat begitu benci kepada keluarga saya.
Ibu saya memang sempat menyampaikan keberatan
kepada keluarga itu karena memelihara beberapa jenis unggas.
Sementara rumah kontrakan mereka tidak
memiliki halaman sedikit pun.
Nah, otomatis peliharaan mereka berkeliaran
& mencari makan di halaman tetangga.
Termasuk rumah kami yang tepat berhadapan dengan kontrakan itu.
Termasuk rumah kami yang tepat berhadapan dengan kontrakan itu.
Unggas-unggas itu merusak tumbuhan yang ada
di halaman rumah, dan kotoran plus baunya bertebaran di sana-sini.
Karena dianggap cukup mengganggu, Ibu saya terpaksa
harus selalu mengusir hewan-hewan tersebut setiap kali mendekati halaman rumah
kami yang tidak berpagar.
Kami tidak punya pilihan lain karena unggas-unggas
tersebut akan terbiasa jika tidak diusir sejak awal.
Pada umumnya hampir semua tetangga mengeluh
dengan keadaan tetangga baru kami itu.
But,
hanya Ibu saya yang secara terbuka menyampaikan ketidaknyamanannya berhubung
halaman rumah kami-lah yang paling sering didatangi unggas-unggas itu.
Baca juga:
Siapa saja yang bisa menjadi pembully?
Baca juga:
Siapa saja yang bisa menjadi pembully?
Entahlah,
mungkin mereka tersinggung & ingin membalas dendam (hihi).
Namun, setelah saya mengamati perilaku “Perempuan
Psikopat” itu.
Saya sadar bahwa sebenarnya ini bukan persoalan unggas-unggas semata.
Saya sadar bahwa sebenarnya ini bukan persoalan unggas-unggas semata.
Berdasarkan penampakan tetangga baru itu.
Saya menilai mereka bukanlah pribadi-pribadi yang “beres” alias tidak bahagia.
Saya menilai mereka bukanlah pribadi-pribadi yang “beres” alias tidak bahagia.
Hmmm
…
Mereka kelihatan tertutup & hanya
sesekali berinteraksi dengan tetangga-tetangga lain, termasuk “perempuan
psikopat” itu.
Dia nyaris tidak pernah meninggalkan rumah
karena suara histerisnya bergema sepanjang hari.
Saya sendiri tidak mengenal, bahkan bertemu,
bertatap langsung dengannya saja tidak pernah.
Saya menduga dia sering mengamati &
mendengarkan pembicaraan keluarga kami.
Secara sembunyi-sembunyi dari balik pintu pagarnya yang ditutupi dengan plastik khusus.
Secara sembunyi-sembunyi dari balik pintu pagarnya yang ditutupi dengan plastik khusus.
Saya pikir permasalahan “perempuan aneh” itu
adalah kesenjangan sosial. Mungkin dia kurang piknik.
Friends, saya adalah penduduk asli &
selama kurang lebih 27 tahun tinggal di rumah keluarga ...
Alhamdulillah tidak
pernah satu kali pun saya & anggota keluarga lainnya mengalami “insiden”
dengan tetangga.
Reputasi saya cukup baik di lingkungan rumah
kami :D
Riak-riak kecil dengan beberapa tetangga
pastilah ada ...
Tapi tidak pernah terjadi pembullyan verbal seperti yang
dilakukan “Perempuan Psikopat” tersebut.
Rasanya tidak nyaman sekali bertetangga
dengan orang seperti itu karena (maaf beribu maaf).
Seperti tidak tahu diri sebagai pendatang.
Seperti tidak tahu diri sebagai pendatang.
Perilaku perempuan aneh itu makin menjadi-jadi.
Sepertinya ia mengalami depresi berat & butuh pelampiasan.
Bayangkan saja berada di dalam rumah
sepanjang hari + lingkungan rumah kami yang memang tenang sekali.
Pasti membuat orang baru seperti dia belum bisa menyesuaikan diri.
Pasti membuat orang baru seperti dia belum bisa menyesuaikan diri.
Akhirnya ia menciptakan drama atau hiburan
untuk mengisi waktu luangnya yang berlebihan.
Baiklah
…
Nah, ketika saya menyapu di bagian teras
rumah, ia mulai mengucapkan “kata-kata aneh”.
Saya sempat marah & membalasnya meskipun
secara tidak langsung.
Bukannya sadar, dia malah menjadi-jadi.
Membalas bully-an
ternyata menjadikan Para Pembenci itu seperti tanaman yang diberi pupuk &
air.
Dia akan terus bertumbuh subur.
Ya ampun, mengapa saya jadi ikut-ikutan menjadi
wanita aneh.
Alhamdulillah, saya segera mengingat
pengalaman ketika bertemu mahasiswi, Korban bully, di perpustakaan itu.
Berhubung saat itu saya masih bekerja “part time” di kampus ...
Maka ocehan
perempuan aneh itu benar-benar membuat kuping panas karena saya lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah.
Saya segera mencari artikel psikologi tentang
cara praktis menghadapi Para Pembully verbal.
Ternyata mendiamkan atau mencueki Para
Pembenci bisa menjadikan mereka kebingungan.
Wah, betul sekali apa yang dilakukan
mahasiswi Korban bully di
perpustakaan itu.
Karena merupakan salah satu trik menghadapi bully-an verbal.
Karena merupakan salah satu trik menghadapi bully-an verbal.
Gimana rasanya berkomunikasi kepada orang
bisu & budek?
Pasti kita keki sendiri.
Pasti kita keki sendiri.
Sama halnya ketika memberikan perhatian
kepada orang yang kita sukai, tapi dia cuek bebek.
Lambat laun kita akan sadar sendiri bahwa
cinta kita bertepuk sebelah tangan.
Kita sibuk memberikan perhatian. Kok,
“Target” nggak merespon?
Saya hanya berharap suatu saat “perempuan
psikopat” itu menyerah agar kedamaian di lingkungan rumah kami kembali seperti
dulu.
Saya sempat curhat kepada Ibu saya, dan
beliau mengatakan tidak usah dipikirkan.
Toh, keluarga pendatang itu hanya
mengontrak saja.
Kata
orang perasaan cinta itu beda tipis dengan benci.
Meskipun orang memeras keringat menunjukkan
kebenciannya, tapi kita terlihat santai.
Dia pasti bisa menilainya & akhirnya menjadi kesal sendiri.
Dia pasti bisa menilainya & akhirnya menjadi kesal sendiri.
Next …
Saya juga teringat pengalaman seorang teman
yang mengajar di PAUD. Dia mendapati salah satu murid yang luar biasa pendiam.
Menurut kawan saya, sebenarnya murid pendiam
itu cukup patuh & disiplin.
Namun, instruksi-instruksi untuk mengucapkan
beberapa patah kata tidak sanggup/tidak mau dilakukan oleh peserta didiknya
itu.
Padahal interaksi yang bersifat verbal juga menjadi
salah satu indikator penilaian & pencapaian peserta didik dalam proses
belajar.
Misalnya, menyanyi atau mengucapkan kata-kata
tertentu yang diinginkan oleh gurunya.
Menurut teman saya, segala cara sudah
dilakukan oleh para pendidik di PAUD tersebut agar anak didik itu mau merespon
mereka.
Namun, tidak ada perubahan berarti.
Kawan
saya & rekan-rekannya akhirnya menyerah & membiarkan anak tersebut.
Kawan saya juga terus berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik yang pendiam itu agar tidak terjadi salah paham di
kemudian hari.
Kawan
saya mengatakan:
“Jika murid itu diam saja, tak ada yang bisa kami nilai”.
So …
Berdasarkan rangkuman pengalaman pribadi
& pengalaman hidup orang lain yang menjadi Korban bully, serta tulisan-tulisan dari berbagai artikel psikologi “Karakter
Para Pembully” …
Saya akhirnya mencoba mengikuti trik “Cuek
Bebek” dalam menghadapi bully-an verbal “Perempuan Psikopat” itu.
Alhamdulillah, ternyata ada hasilnya juga
meskipun hanya bersifat sementara.
Saya sudah bilang bahwa dia “perempuan
psikopat”.
(jujur, sebenarnya saya tidak tega menyebut sesama kaum hawa seperti itu).
(jujur, sebenarnya saya tidak tega menyebut sesama kaum hawa seperti itu).
Tapi, sungguh perempuan aneh itu benar-benar menguji
kesabaran kami sekeluarga.
Hufffff
…
Friends, akhirnya saya penasaran ingin
menguji peribahasa …
“Anjing
yang menyalak, biasanya tidak menggigit”
atau peribahasa lainnya:
“Tong
kosong nyaring bunyinya”
Nah, menunggu kesempatan saat “perempuan
psikopat” itu sedang asyik-asyiknya mengeluarkan “racun”.
Saya langsung
berjalan menuju ke arah rumahnya.
(sebenarnya niat saya adalah ke warung).
Saya berjalan santai saja melewati depan
rumahnya.
Dia & beberapa anggota keluarganya terlihat kaget & diam
seribu bahasa.
Alhamdulillah ...
Mungkin ini adalah petunjuk yang diberikan Allah atas doa-doa saya yang merasa terganggu dengan perilaku aneh keluarga pendatang tersebut.
Mungkin ini adalah petunjuk yang diberikan Allah atas doa-doa saya yang merasa terganggu dengan perilaku aneh keluarga pendatang tersebut.
Saya mulai meraba-raba keluarga ini,
khususnya “perempuan psikopat” itu.
Saya cukup yakin mereka sedang membuat drama
untuk sengaja menaikkan tanduk saya.
Setelah beberapa kali mempelajari perilaku
keluarga pendatang itu
Saya sudah bisa memberikan penilaian bahwa mereka memang memiliki “kelainan”.
Saya sudah bisa memberikan penilaian bahwa mereka memang memiliki “kelainan”.
Perempuan aneh itu nyaris tidak tidur hingga
memasuki waktu subuh.
Entah dia punya ilmu tertentu atau apa namanya.
Saya bukannya takut kepada mereka karena saya
yakin bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian.
Saya ngeri bercampur kasihan melihat
“perempuan psikopat itu”.
Dia nyaris menghabiskan waktu memperhatikan
kehidupan keluarga kami, khususnya saya pribadi.
Saya mulai menyadari bahwa ia melakukan
pembullyan itu untuk mencari kesibukan dalam mengisi hari-harinya yang hambar.
So …?
Ternyata “Peringatan 1” melintas di depan
kontrakan itu cukup memberikan shock teraphy baginya.
Perempuan aneh itu menghentikan kegiatan bully-nya sejenak.
Namun, dasar mentalnya memang cukup
terganggu.
Ia kembali mengulanginya lagi &
sepertinya mendapat dukungan dari anggota keluarganya.
Saya sudah cukup yakin bahwa perempuan aneh
itu memang mengalami gangguan jiwa.
Namun, dia & keluarganya tidak menyadari
penyimpangan itu.
Atau mungkin sudah terbiasa melakukan perundungan di mana pun mereka berada.
Atau mungkin sudah terbiasa melakukan perundungan di mana pun mereka berada.
Apa
yang harus saya lakukan?
Saya cukup yakin tetangga di sekitar rumah
sudah mulai terpengaruh dengan ujaran-ujaran kebenciannya.
Tapi mereka memilih untuk diam saja.
Tapi mereka memilih untuk diam saja.
Actually,
saya tidak terlalu khawatir karena tetangga lain sudah cukup mengenal keluarga
& pribadi saya ...
Sedangkan Si Pembully adalah Si kepo yang sok tahu.
Di sisi lain, sebagai manusia biasa, saya tentu
punya perasaan cemas dengan isi bully-an “perempuan psikopat” itu yang sudah
mendekati fitnah.
Dia benar-benar perempuan bermasalah yang sedang
haus perhatian.
Allah
with us
Akhirnya saya mengatur strategi untuk
memberikan “Peringatan 2”.
Saya kembali mengulangi “ancaman” saya kepada
keluarga aneh itu.
Di saat dia sudah mulai berkoar-koar dengan bully-nya, saya kembali melewati rumah kontrakan
mereka dengan santai tanpa mereka duga.
Mereka terlihat & terdengar salah tingkah,
terutama perempuan aneh itu.
Kembali diam seribu bahasa ketika melihat
kehadiran saya melintas di depan kontrakannya.
Saya melihat tetangga lain sudah bisa menilai
drama yang dilakukan “perempuan psikopat” itu.
Saya sadar keluarga saya, termasuk saya
sendiri sedang dalam proses difitnah, dikatai “sok kaya” ...
Serta ucapan-ucapan
sinis lainnya yang bisa memancing & menggiring opini tetangga untuk
berprasangka buruk kepada kami.
Seolah-olah kami memang bersikap seperti itu
& sedang ada masalah pribadi dengannya.
Padahal kenal saja tidak dengan tetangga baru
ini.
Karena mereka memang sangat tertutup & menghabiskan waktu sepanjang hari di balik pintu pagarnya.
Karena mereka memang sangat tertutup & menghabiskan waktu sepanjang hari di balik pintu pagarnya.
Mereka sekeluarga sepertinya sudah mulai
menyadari bahwa niat jahatnya sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Benar-benar ciri orang munafik yang suka mencari-cari
& membicarakan kekurangan orang lain secara sembunyi-sembunyi.
Para Pembenci itu ternyata tidak cukup kuat
mental face to face dengan Target bully-nya.
Saya semakin yakin bahwa Para Pembully melakukan
perundungan untuk memperlihatkan dominasi & meningkatkan kepercayaan diri
mereka.
Apalagi saya melihat keadaan keluarga
perempuan aneh itu (maaf sekali lagi), jauh di bawah standar.
Ya, kemungkinan
besar mereka dilanda penyakit ‘ain, penyakit hati (iri & dengki) alias
kesenjangan sosial + shock culture.
Beberapa kali saya mengulangi metode OTT
(Operasi Tangkap Tangan) ala KPK (hehe).
Saya memang tidak frontal mendatangi mereka &
menanyakan alasan keluarga itu melakukan perundungan kepada keluarga kami.
Karena saya mempertimbangkan bahwa perempuan
aneh itu tidak menyebut nama siapa pun dalam sindiran-sindirannya.
Bisa saja dia mengelak & akhirnya saya
terjebak, seolah-olah sentimen kepada “perempuan psikopat” itu.
Bukankah mereka sedang mempertontonkan drama?
Saya sendiri sudah tahu bahwa Si Pembully
hanya mencari perhatian & mencari celah kesalahan keluarga saya.
Astaghfirullah
…
Tapi, saya sangat yakin dengan konteks sindiran-sindirannya
+ shock teraphy yang berhasil membuat
mereka diam seribu bahasa.
Strategi melintasi rumah mereka akhirnya
menjadi metode “pembalasan” & “peringatan” saya.
Saya tidak perlu capek-capek mengeluarkan
energi beradu mulut menanggapi orang-orang bodoh itu.
Saya tetap melakukan aktivitas saya seperti
biasa meskipun perempuan aneh itu acapkali masih mengeluarkan racun bully-nya.
Saya juga mengikuti trik mahasiswi Korban bully di perpustakaan itu dengan
memperlihatkan ketenangan & kedamaian.
Meskipun saya tidak pernah melihat wajahnya
secara langsung karena sepanjang hari ia hanya duduk di balik pagar rumahnya,
saya tahu ia sangat kesal.
Saya kini menyadari, mengapa Nabi Muhammad
mengajarkan umatnya untuk tidak membalas cacian dengan cacian juga.
Karena hakikatnya kedamaian itu tidak bisa
didapatkan oleh manusia dengan menyakiti balik manusia lainnya.
Kita mungkin puas setelah menyakiti orang
lain, tapi kebahagiaan itu rasanya semu.
Hati kita menjadi sakit setelahnya. Tak ada
ketenangan. Energi kita terkuras habis.
Why?
Karena menghina sesama manusia berarti
menyakiti Sang Pencipta.
Di sisi lain, kesabaran itu memang sakit di awalnya,
tapi saya merasakan ketenangan setelahnya.
Energi saya juga tetap stabil.
Saya yakin bahwa Para Pembully adalah
orang-orang yang tidak akan pernah merasakan kebahagiaan.
Selama dia mempertahankan kelakuan buruknya & tidak bertobat.
Selama dia mempertahankan kelakuan buruknya & tidak bertobat.
Mereka pasti sangat menderita memikirkan
korbannya.
Kita tidak perlu memikirkannya, biarkan
mereka sibuk sendiri ...
Hingga akhirnya orang lain menilai siapa yang benar &
siapa yang salah.
Tetaplah di jalan yang baik, Anda akan
sampai.
Saya yakin itu.
Suatu hari tetangga aneh itu kembali melakukan bully secara gencar hingga larut malam.
Benar-benar manusia yang dirasuki iblis.
Saya yakin tetangga lain yang rumahnya lebih
dekat dengan kontrakan mereka pasti mendengarkan dengan jelas ucapan-ucapan
“perempuan psikopat” itu.
Sepertinya mereka masih penasaran karena saya
& keluarga tidak memberikan reaksi.
Saat pagi hari tiba, ketika perempuan aneh
itu & anggota keluarganya sedang seru-serunya mengeluarkan
sindiran-sindiran khasnya …
Saya & adik perempuan saya menampilkan
pertunjukan bulu tangkis di halaman rumah kami dengan ceria seolah-olah tidak
pernah terjadi apa-apa.
Tiba-tiba suasana menjadi hening.
Mereka
mungkin bingung,
mengapa saya dan keluarga
mengapa saya dan keluarga
bisa sesantai dan sebahagia itu?
padahal mereka sudah menyebarkan
virus-virus kebencian
padahal mereka sudah menyebarkan
virus-virus kebencian
Saya tahu dia duduk & bersembunyi, serta
mengawasi kami di balik pagarnya yang ditutup rapat.
Benar-benar perempuan bermuka dua &
pengecut, bahkan berbisik pun sepertinya dia sudah tidak sanggup.
Benar dugaan saya, perempuan aneh itu &
keluarganya hanya berani menyindir dari jarak jauh, menyembunyikan diri di
balik pintu pagarnya.
Pantasan saja dia tidak pernah keluar rumah (hihiiii).
Saya yakin tetangga yang lain sudah cukup bisa
memahami serta menilai karakter & keinginan “perempuan psikopat” itu.
Setelah permainan bulu tangkis yang
membahagiakan itu, seharian perempuan aneh itu tidak terlalu sering berkicau
lagi.
Dia mungkin mulai sadar bahwa topengnya sudah
retak sedikit demi sedikit.
Jika saya masih sanggup, saya akan tetap
menjadi pemain bertahan.
Saya tidak ingin ikut larut dalam rasa benci
apalagi sampai beradu mulut dengan perempuan aneh itu.
Dia bukan siapa-siapa, hanya seorang
perempuan kesepian yang mengandalkan mulutnya.
So
ignore it.
Dan akhirnya tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Insya Allah.
Next ---> Apa sajakah jenis bully itu?
#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup
Comments
Post a Comment