Skip to main content

Pengalaman Mengikuti CPNS 2018: KEMENRISTEKDIKTI


LULUS NGGAK YAH? 


Sebaiknya persiapkan fisik, mental, air putih, cemilan, dan sebagainya sebelum membaca kisah nyata "yang sedikit panjang" dan "mungkin agak membosankan ini".

:D :D :D

Pada tahun ini Oktober 2018, pemerintah kembali membuka lowongan CPNS berbagai instansi yang ada di Indonesia.

Berhubung saya baru saja menyelesaikan kuliah S2 pada Desember 2017 dan sama sekali belum pernah mengikuti seleksi CPNS sebelumnya, maka di tahun 2018 ini saya & beberapa teman-teman jurusan bahasa Indonesia mencoba peruntungan itu.

Berharap lulus tentunya tidak hanya mengharapkan peruntungan semata, tetapi juga disertai usaha nyata, yaitu belajar.

Friends, saya mendaftar di Kemenristekdikti untuk mengisi lowongan Dosen Asisten Ahli di Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil.

Politeknik Negeri Jakarta ini membuka lowongan untuk Dosen MKU Bahasa Indonesia

Kampus tersebut membutuhkan 3 dosen bahasa Indonesia untuk nantinya ditugaskan pada 3 jurusannya, yaitu teknik sipil, teknik mesin, dan administrasi niaga. 

Jadi, 1 dosen akan ditempatkan pada masing-masing jurusan tersebut.

Lumayan juga, kan?

Actually, Universitas Negeri Makassar, kampus tempat saya menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia juga membuka lowongan dosen.

Namun, kualifikasi pendidikan yang disyaratkan (tentunya) adalah dosen Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia.

Nah, saya menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Hasanuddin dengan konsentrasi Bahasa Indonesia (murni, non kependidikan). 

Otomatis saya tidak memenuhi kriteria tersebut.

Di kampus tempat saya menyelesaikan S2 itu, sebenarnya juga membuka lowongan 1 orang dosen bahasa Indonesia.

But, ada ketidaksesuaian dengan kualifikasi pendidikan yang tertera di laman Kemenristekdikti dengan kenyataan di lapangan.

Begini, pendidikan magister saya kan S2 Bahasa Indonesia, Unhas (murni tanpa pengawet, hehe), tapi kok yang tertulis di lampiran Kemenristekdikti adalah dibutuhkan 1 orang dosen dengan kualifikasi pendidikan S2 Bahasa & Sastra Indonesia, Unhas.

Padahal setahu saya, saat ini Unhas hanya membuka jurusan S2 Bahasa Indonesia tanpa embel-embel “Sastra”.

Otomatis di ijazah saya tertulis, Magister “Bahasa Indonesia” bukan S2 “Bahasa dan Sastra Indonesia”.

Akhirnya saya tidak memilih Unhas karena alasan tersebut.

Sebenarnya sih secara umum substansinya sama saja karena meskipun saya mengambil bahasa Indonesia murni, toh saya tetap belajar sastra.

Tesis saya aja merupakan perpaduan bahasa & sastra (hehe).

Serba salah jadinya. 

Pengen sih sebagai alumni mendaftar di situ tapi takut nanti kata “Sastra” itu menjadi persoalan atau dipersoalkan oleh Panselnas, hihiii.

Setelah cek & ricek di Kemenristekdikti, Kemenag, dan Kemendikbud, saya menjatuhkan pilihan pada Kementerian Riset dengan pertimbangan saya betul-betul fokus pada profesi dosen (yang rajin meneliti, huaaa).

Saya pikir Kemenristekdikti adalah pilihan yang paling baik & tepat untuk meniti karir & mewujudkan itu semua.

Entah mengapa mata saya tertuju pada Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil, pendaftarnya hanya 4 ditambah saya sendiri menjadi 5 pendaftar.

Peluang lolosnya mumpuni :D

Cerita berlanjut di bawah ini.

Silahkan tarik nafas dulu, perjalanan hidup ini masih panjang :D

Ini tahapan-tahapan yang harus dilewati para pejuang CPNS.

Tahap 1: Seleksi Administrasi

Sebelum mengikuti ujian TKD (Tes Kompetensi Dasar) yang terdiri atas TWK, TIU, dan TKP setiap peserta diwajibkan untuk mengisi formulir online terlebih dahulu.

Setelah berhasil login, maka kita bisa memprint “Kartu Informasi Akun”.



Nah, kartu ini nantinya dipakai untuk berswafoto (Kartu Akun + KTP).


KTP di tangan kanan, Kartu CPNS di tangan kiri
Jangan dibully yah :D

Selanjutnya, dokumen yang dibutuhkan & yang wajib di-upload di laman sscn.bkn, antara lain:

1. Scan Ijazah & Transkip S2 (PDF Max 500 KB) 
2. Scan KTP Asli (JPEG Max 200 KB)
3. Pas Foto 4x6 latar belakang merah (JPEG Max 200 KB)
4. Scan Surat Lamaran Kerja yang ditulis tangan dengan tinta hitam dan ditandatangani di atas materai yang ditujukan kepada Kemenristekdikti (PDF Max 300 KB)

Ini surat lamaran kerja saya yang ditulis tangan:)
Saya lupa menulis tanggal di pojok kanan sebelah kanan (haha)

Oh iya, ijazah & transkip nilai S1 memang tidak diupload secara online.

Namun, tetap harus dikirim fotokopian (yang telah dilegalisasi) via pos bersama dengan dokumen-dokumen lainnya. 

Seingatku itu aja :)

So, setelah sukses meng-upload dokumen-dokumen tersebut, maka kita bisa memprint “Kartu Pendaftaran SSCN”.



Kartu inilah yang nantinya dikirim bersamaan dengan dokumen-dokumen pada poin 1-4 di atas via pos.

Dokumen-dokumen yang dikirimkan itu berupa fotokopian-nya aja yah. 

Untuk ijazah dengan transkip nilai S1 & S2 jangan lupa dilegalisasi.

Seingatku (khusus Kemenristekdikti) sering melakukan perubahan.

Baik itu perubahan format dokumen yang harus dikirimkan (online & hasil print) maupun perubahan jadwal  pada batas akhir online dan batas akhir pengiriman dokumen print out.

Jadi, kita harus rajin mengintip laman resmi Kemenristekdikti agar tidak terjadi kekeliruan saat mengirimkan dokumen softcopy maupun hardcopy-nya.

Yupp, JUJUR ini masih belum apa-apa :D

SABARRRRRRR …

Seingat saya CPNS Kemenristekdikti 2018 ini, batas akhir online-nya tanggal 15 Oktober 2018 & batas akhir pengiriman berkas tanggal 17 Oktober 2018.

NEXT?

Pengumuman kelulusan seleksi berkas seharusnya Selasa, 23 Oktober 2018 ditunda menjadi Jumat, 26 Oktober 2018.

Pas hari “H” ternyata ditunda lagi menjadi Selasa, 30 Oktober 2018.

Klo tanggal pengumuman itu dijadikan soal TIU hanya orang-orang indigo yang bisa menjawabnya :D

Soal TIU: 232630, … ???

Ternyata oh ternyata?

Ditunda lagi menjadi Rabu, 31 Oktober 2018.

Jadi, jawabannya 31 (Hehe).

Kalau tidak salah pada Kamis pagi, 1 November 2018, teman seperjuangan saya, Amel, memberi kabar via WA bahwa saya lolos tahap berikutnya, yaitu SKD (Seleksi Kompetensi Dasar).

Ternyata Rabu malam, tanggal 31 itu bukan PHP lagi, melainkan pengumuman sebenarnya.

Yah, saya melewatkannya padahal sebelum pukul 10 malam saya sempat curi-curi pandang ke laman Kemenristekdikti.

Namun, hasilnya nihil. Kemungkinan pengumuman itu di-upload menjelang tengah malam saat saya sudah terbuai mimpi.


Pada lampiran tersebut nama saya ada di urutan ke-50.

Kawan saya, Amel, menyarankan untuk membuka laman sscn.bkn dan langsung mengecek sendiri.

Saya langsung login dan mendapatkan surprise (sebenarnya sih bukan kejutan lagi).

Ini bentuk suprise bagi peserta yang lulus seleksi administrasi 
Rasanya kayak menang undian :)

Alhamdulillah, saya bisa melewati tahap seleksi administrasi. Banyak lho teman-teman yang gugur pada tahap ini.

Menurut Kemenristekdikti penyebabnya, antara lain:

Berkas-berkas “hardcopy”-nya tidak sampai pada panitia, kualifikasi pendidikannya tidak memenuhi kriteria, foto yang dikirim cuma satu lembar, warna latar fotonya bukan merah, fotokopi ijazah S1-nya tidak disertakan, dsb.

Sebelumnya saya sudah menyampaikan bahwa ijazah S1 memang tidak di-upload di laman sscn.bkn, tapi untuk hardcopy-nya (fotokopian-nya) itu harus disertakan sebagaimana halnya ijazah & transkip nilai S2.

Actually, seperti yang saya kemukakan sebelumnya bahwa Kemenristekdikti itu sering meng-update (hehe) atau kasarnya sering mengubah informasi di lamannya.

Kalau perlu cek tiap hari laman Kemenristekdikti (kuota handpone kita memang harus full terus :D )

Friends, bahkan ada yang sampai tidak tahu bahwa setelah meng-upload dokumen-dokumen secara online, berkas-berkas tersebut harus dikirim via pos.

WELEH, WELEH …

Akibatnya? Ya tentu saja tidak lulus seleksi administrasi.

But, (sepertinya) ada juga kesalahan yang bersumber dari operator Kemenristekdikti.

Misalnya, kasus sepasang suami istri yang mengirim berkasnya secara bersamaan via pos (rasanya tidak mungkin keliru), tapi justru sang suami dinyatakan tidak lulus seleksi administrasi (istrinya lulus sendirian) dengan alasan berkasnya tidak sampai pada panitia seleksi CPNS.

Aneh juga khan, kesalahan ada pada Pak Pos atau Pak siapa nih?

Wallahu alam.

So, kita harus rajin, kalau perlu setiap hari mengintip website-nya agar tidak ketinggalan informasi penting.

Saya bersyukur kawan saya, Amel, pejuang tangguh. 

Tiap hari dia gak capek-capek mengirimi saya informasi terbaru yang dia dapatkan mengenai CPNS Kemenristekdikti.

Makasih yah, Mel.

Baiklah … Jumat, 2 November 2018, Kemenristekdikti mengumumkan segala hal yang terkait dengan Ujian SKD di website resminya.

Mulai dari Lokasi Ujian, Waktu atau Sesi Ujian, Kriteria pakaian yang harus digunakan hingga aksesoris yang makruh sampai haram digunakan saat berada di TKP.

Setelah cek & ricek, ternyata saya mendapat jatah jadwal ujian pada Jumat, 16 November 2018, pukul 08.00-09.30 pagi.

Saya dapat Sesi Pertama.

Berhubung saya berdomisili di Sulawesi Selatan, maka otomatis saya memilih atau mendapatkan lokasi ujian di Kantor RRI Kota Makassar.

Apa yang saya persiapkan untuk menghadapi itu semua?

Umum aja sih seperti orang-orang lainnya, yaitu belajar semampu saya & pastinya berdoa semaksimal mungkin.

Semuanya terserah Allah.

Karena saya tahu & saya sadar bahwa saya itu lemah di ilmu eksakta. Saya gak akan bisa memaksakan diri untuk bidang ilmu itu.

(Memang kalau manusia itu tidak suka banyak aja alasannya). 

Wwwwkkkk. 

Nah, kalau tidak salah soal-soal CPNS itu 35% berisi soal-soal eksakta.

Kalau TKW itu kan insya Allah bisa dipelajari oleh siapa saja. Mau itu penggemar IPA, IPS, Bahasa, Komputer, dsb.

Bahkan bisa dikatakan sangat menguntungkan “Anak MIPA” yang jenius itu :D :D

TKP juga insya Allah bisa dipahami oleh semua jenis manusia. Selama manusia itu punya kepribadian :D

Gak ada yang sulit sih selama kita MAU (kata orang bijak).

(Sebenarnya nasihat tersebut untuk diri saya sendiri, hehe).

Saya sempat bertanya-tanya, “Mengapa sih soal-soal CPNS tahap awal itu tidak langsung saja yang berkaitan dengan bidang keilmuan kita?”.

Sebagaimana saat ujian masuk pascasarjana. 

Soal-soal ujiannya itu kan berkaitan banget dengan bidang keilmuan masing-masing.

Hemat biaya & hemat waktu juga, dan pastinya terukur, langsung menuju sasaran.

Iya kan? (huaaaaaa).

So?

Saya belajar semampu saya aja karena saya bukan tipe orang yang serius banget.

Slow baby, slow.

Pengen sih beli Buku soal kisi-kisi CPNS yang tebal itu, tapi gak tahu mengapa saya tidak jadi membelinya.

Saya mengunduh soal-soal latihan tes CPNS via Mbah Google aja. 

Banyak banget & menurut saya mudah mendapatkannya.

Hanya perlu kuota (Hihi …)

Silahkan klik link ini untuk mendapatkan soal-soalnya.

Saya juga cari-cari info mengenai pelatihan mengerjakan soal-soal CPNS. Mungkin saja ada toko buku yang mengadakan event-event semacam itu.

Namun, saya tidak mendapatkannya di Makassar (kurang gaul kali yah saya).

Akhirnya, jadilah saya belajar atau latihan seorang diri di dalam kamar.

Soal-soalnya persis seperti yang di CAT. Hanya saja soal-soalnya itu kan berbentuk PDF.

Jadi, saya latihan secara manual saja. Saya menulis angka 1-100 di kertas.

Saya beri waktu untuk diri sendiri, yaitu 90 menit sebagaimana halnya time untuk mengerjakan soal-soal CAT CPNS.

Misalnya, saya mulai latihan setelah salat ashar pukul 04.00 sore. 

Berarti pukul 05.30 saya harus bisa menyelesaikan semua soalnya.

SERIUS! Banyak godaannya, seperti pengen makan, minum, main ponsel, dsb. (kan kita tidak berada dalam situasi yang sebenarnya).

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber (artikel dan pengalaman teman, keluarga, dan para blogger yang pernah mengikuti seleksi CPNS) …

Untuk TKW & TIU setiap soal yang benar itu mendapatkan poin 5. 

Kalau salah ya … tidak masalah, tidak bakalan minus.

Kita mendapatkan nilai sesuai jawaban yang benar aja.

Passing grade 

TKW: 80 
TIU: 75
TKP: 143

Tes kepribadian itu gampang-gampang susah karena jawaban ideal bagi kita belum tentu baik menurut tim pembuat soalnya (hehe).

Intinya sih di antara 5 opsi (a,b,c,d,e) pilih jawaban yang paling bijaksana karena akan mendapatkan poin 5 atau 4.

Kalau jawaban yang kita pilih cukup netral bisa dapat poin 3, sedangkan kalau jawaban yang kita pilih dianggap kurang bijaksana & kurang netral poinnya cuma 2 atau 1 aja.

Itu menurut pendapat & pengamatan pribadi saya.

Friends, ini adalah salah satu blog pengalaman mengikuti CPNS yang saya rekomendasikan (milik Mas Puryoko) yang insya Allah bisa memberikan inspirasi & semangat.


Jadi, 2 minggu sebelum TKD, saya berlatih mengerjakan soal-soal TKW, TIU, dan TKP setiap hari.

Hikmah dari mengikuti seleksi CPNS tahun ini adalah ...

Saya kembali mempelajari sejarah bangsa Indonesia (Pancasila, Undang-undang, Kerajaan Indonesia & Berbagai Negara, Sejarah & Peristiwa Bangsa-bangsa Dunia yang telah berlalu dan kejadian yang trending saat ini, dsb).

Semua yang saya pelajari membuat saya menganguk-angguk sendiri. 

Saya menyadari betapa kurangnya wawasan saya.

Saya juga berusaha mempelajari mata pelajaran yang sebenarnya tidak saya senangi semenjak SD dulu, yaitu eksakta.

Entah mengapa karena CPNS 2018 ini saya jadi suka belajar matematika & setelah latihan berulang-ulang ternyata cukup menyenangkan juga.

Padahal saya terpaksa lho belajarnya (hahaa).

Kalau saya lihat soal-soal TIU-nya sih sebenarnya pelajaran matematika yang sangat dasar.

Sepertinya saya aja yang memang kurang berusaha selama ini.

Saat pertama kali latihan mengerjakan soal kisi-kisi CPNS  berjumlah 100 nomor itu, skor TKW, TIU, dan TKP saya benar-benar rendah, standarnya jauh di bawah passing grade.

Untuk soal TKP, awalnya saya pikir semuanya mudah saja karena saya merasa punya kepribadian :D

Friends, ternyata saya keliru.

Itu artinya apa yang baik menurut kita ternyata belum tentu baik menurut orang lain.

Namun, setelah mengulangnya tiap hari, akhirnya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan menurut saya.

Untuk soal TKP itu, saya pelajari pola dan ikuti “kemauan” tim pembuat soal (hahaa).

Menurut saya waktu 2 minggu itu terasa cukup lama. Pengennya cepat-cepat ujian, gak usah belajar.

Maunya tebak-tebak berhadiah aja, tapi kalau dipikir-pikir, GILA KALI YA?

Dari zaman Jahiliyah sampai zaman Millenial yang namanya orang mau berperang itu butuh persiapan segala macam alias strategi.

Pasukan-pasukan yang kalah perang aja memiliki rencana yang seabrek-seabrek meskipun pada akhirnya mereka kalah.

Apalagi pasukan yang menang itu pasti strateginya jauh lebih hebat.

Tidak salah sih kalau mau mengadu untung, tapi berapa persen orang yang beruntung tanpa berusaha?

Ya … itu cuma perumpamaan.

So, apapun yang kita inginkan dalam hidup ini (KALAU MAU BERHASIL) harus punya TAKTIK.

(Lagu saya seolah-olah sudah lulus CPNS aja :D )

Kalau kalah, berarti memang itulah jalan rezeki kita.
-------------------------- oo --------------------------

Tahap 2: Seleksi TKD (Tes Kompetensi Dasar)

Friends, 2 minggu akhirnya berlalu (16/11/2018).

Saya bangun pukul 4 subuh, mandi, lalu salat subuh.

Saya memakai celana kain warna hitam & baju (semi) kemeja + jilbab hitam + pantofel hitam.

Saat berada di tengah-tengah jalan tol, saya baru ingat kalau saya tidak membawa kartu ujian CPNS yang sudah saya print jauh-jauh hari.

Subhanallah. Nasib, nasib.

Rencananya saya mau cari tempat print setibanya di pusat Kota Makassar.

Namun, ayah saya mengingatkan bahwa hari itu pemadaman listrik nasional (khusus Sulawesi Selatan). 

Saya lupa kalau masih mati lampu. Akhirnya putar balik ke rumah.

Syukurlah masih pukul 6.30 pagi (Ujian kan dimulai pukul 8.00). Masih ada waktu.

Friends, bersyukur saya tiba tepat waktu di RRI Makassar & ternyata masih banyak peserta yang belum hadir.

Saya merasa tidak menderita sendiri (hihi). Saya segera menitipkan tas kepada panitia seperti peserta lainnya.

Semua tas dimasukkan ke dalam kantong plastik putih & diberi nomor. Saya dapat nomor 550.

Kita hanya diperbolehkan memasukkan uang di kantong secukupnya saja. 

But, jangan khawatir! Tas kita dijaga baik-baik kok oleh Panitia. 

Yang boleh disimpan di tangan itu cuma KTP & kartu ujian, yang lain (pulpen, flashdisk, jam tangan, apalagi ponsel, dan sebagainya) tidak boleh sama sekali.

Wanita hamil ditempatkan di kursi paling depan, lho.

Beberapa peserta ada yang memakai sepatu berwarna krem, putih, pokoknya warna selain hitam.

Akhirnya mereka terpaksa meminjam sepatu milik peserta lain yang akan ujian di sesi dua nanti.

Bahkan ada yang sampai membeli sepatu baru.

Para pedagang sepatu yang cerdas melihat peluang ini. Mereka berjualan sepatu hitam tepat di depan Kantor RRI.

Di balik “musibah” orang lain, ternyata ada “rezeki” orang lain juga.

Haha ...

Friends, pemeriksaan dari Panitia betul-betul ketat. 

Tidak hanya melibatkan orang-orang biasa, tetapi juga melibatkan TNI & POLRI.

Oh iya, saya sempat memakai bros agar jilbab saya terlihat rapi. Ternyata pemakaian bros juga dilarang.

Hiasan kerudung itu akhirnya disita oleh panitia (hahaa). Nanti boleh kok diambil setelah ujian selesai.

Setelah kurang lebih 1 jam antri (duduk menunggu di bawah tenda) disinari matahari pagi yang menyehatkan itu …

Akhirnya kami dipersilahkan masuk ke ruang ujian yang dipenuhi oleh laptop. But, sebelumnya setiap peserta bakalan “diinterogasi” oleh Polisi.

KTP & Kartu Ujian diambil/dicek.

Kita disuruh menyebutkan nama, tanggal lahir, alamat, dan universitas tempat kita menuntut ilmu.

Kalau semuanya benar/ sesuai, monggo …

Silahkan masuk ke tahap berikutnya. 

Selanjutnya saya diperiksa lagi oleh Polwan (saya kan perempuan :D) dari ujung kaki sampai kepala.

Ujian dimulai pukul 8.30 pagi. Bergeser setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan.

Oh ya, sebelum mengerjakan soal, terlebih dahulu kita harus login dengan mengisi NIK KTP, Nomor Peserta Ujian, dan password yang sudah disediakan oleh panitia.

Saya bersyukur karena sebelumnya sempat melihat simulasi CAT yang dibagikan oleh teman via facebook.

Alhamdulillah, tidak terlalu linglung melihat tampilan CAT yang real itu.

Dari rumah sebenarnya saya sudah berstrategi untuk mengerjakan soal-soal TKP  di awal-awal karena semuanya berkaitan dengan kepribadian, gak pake hitung-hitungan.

Tapi kok pas ujian itu ...

Tanpa sadar saya malah mengerjakan soal-soal TKW sebanyak 13 nomor terlebih dahulu karena terlihat seperti soal TKP (haha).

Begitulah, ekspektasi dikalahkan oleh fakta.

Beberapa kali layar CAT mengalami error & terhenti (masalah sinyal atau jaringan atau apalah namanya itu).

Awalnya saya & peserta lainnya merasa khawatir apabila jawaban sebelumnya tidak tersimpan. 

Nyatanya, jawaban kita ter-save dengan baik. 

Jujur, masalah error itu memang lumayan mengganggu konsentrasi.

Di laptop (bagian saya), untuk soal TWK, saya nyaris tidak menemukan pasal-pasal, hal-hal yang menyangkut sejarah kerajaan, dsb., yang sudah saya pelajari sebelumnya.

Gak tahu deh sama peserta di samping kiri, kanan, dan di depan saya (karena dengar-dengar) soal-soal di setiap laptop itu beda-beda :)

Menurut saya, soal-soal TKW-nya meskipun panjang, tapi soalnya sangat umum, agak berbeda dengan kisi-kisi CPNS yang sempat saya pelajari sebelumnya (padat & detail).

Mungkin "kemudahan" itu saya dapatkan karena overdosis soal kisi-kisi CPNS. Saya belajarnya sampai 15 rangkap gitu.

15 x 100 = 1500 soal (TKW, TIU, TKP) yang saya pelajari selama 2 minggu.

Setelah mengerjakan 13 soal itu, saya sadar dengan rencana awal. Akhirnya saya langsung meng-klik nomor 66-100 yang berisi soal TKP.

Ternyata memang tidak ada perubahan pola soal.

Nomor 1-31 berisi soal TKW

Nomor 32-65 berisi soal TIU

Nomor 66-100 berisi soal TKP

Kurang lebih seperti itu.

Soal-soal TKP-nya itu panjang bangeeettt. 

Sampai capek saya bacanya. Saya siasati aja dengan melihat sekilas soalnya.

Saya lihat jawaban (a,b,c,d,e) & saya amati baik-baik jawaban yang paling bijaksana.

Langsung deh saya pilih.

Oh iya, berhubung laptop yang saya dapatkan itu tidak menggunakan mouse (laptop peserta yang lain ada tuh, saya sendiri aja yang gak dapat mouse, hikkss).

Syukurlah saya sempat memperhatikan kalau terkadang setelah kita memilih jawaban, misalnya “A” kemudian memilih opsi “simpan & lanjutkan” ...

Ternyata cursor-nya itu sering “longgar” atau “keseleo” mengklik jawaban lain (istilah apa lagi itu), misalnya “B” ...

Padahal saya tidak meng-kliknya dengan sengaja cuma melewati opsinya saja.

Saya sempat kaget. 

Kok saya memilih jawaban “B” padahal yang saya klik sebelumnya adalah “A”.

Untunglah jawabannya masih bisa diganti. Semoga jawaban lain gak ada yang “keseleo” seperti itu.

Saya sudah gak sempat mengeceknya satu persatu. Setelah kelar mengerjakan soal TKP, saya beralih ke soal TKW.

Alhamdulillah, lancar-lancar aja.

Intinya sih langkahi aja soal-soal yang menjadikan otak kita berpikir lama. Nanti kan masih bisa balik lagi (kalau masih ada waktu, hehe).

Waktu saya tersisa 30 menit untuk menyelesaikan soal TIU. Mulai deg-degan jantung ini.

Sumpah, saya mulai tidak konsentrasi.

Setelah saya perhatikan baik-baik soal-soal TIU itu, kok gak sesuai ekspektasi, yak?

Soal-soal tersebut sih kelihatan mudah. Maksudnya, soalnya aja yang mudah. Jawabannya gampang-gampang susah.

Hahai ...

Kalau gak salah ada 10 nomor yang berisi gambar-gambar logika. Kalian pasti tahu jenis-jenis gambar itu & bisa membayangkannya.

Pokoknya selain gambar-gambar itu, lebih banyak soal-soal hitungan model essai-nya deh.

Belum dijawab, saya sudah lelah duluan membacanya untuk kemudian di-nalar.

Saya yakin penggemar ilmu eksakta sudah memakan mentah soal-soal tersebut.

Hiperbola dikit :D

5 menit terakhir, saya sudah pasrah dengan mengira-ngira padahal itu ilmu eksakta (hahaiiii).

Akhirnya, wassalam … waktu habis. Saya meng-klik opsi “Selesai Ujian”.

HASILNYA?

TWK: 125
TIU: 40
TKP: 143

TOTAL: 308

Atlet aja mengakui "kehebatan" SKD, hehe.

Kecewa hati ini.

Saya dan beberapa peserta yang sudah menyelesaikan ujian langsung menuju pintu keluar & menuju tempat penitipan tas.

Saya istirahat sejenak di bawah tenda & mongobrol dengan peserta lain.

Saya puas dengan hasil TWK yang bisa melewati passing grade

Saya memang merasa soal-soalnya itu bersifat umum aja.

Untuk soal TIU saya rada-rada kecewa. Soal-soal TIU itu memang bukan selera saya.


Tapi itulah yang namanya rezeki.

Adapun soal TKP nilai saya sudah memenuhi passing grade. 

Soal-soal TKP memang cukup menguras pikiran & waktu, tapi ternyata saya bisa menanganinya.

Saya tidak mengambil bros saya yang “disita” tadi (hehe). Biarlah, cuma bros biasa aja kok (sombongnya …).

Apapun hasil yang didapatkan, saya harus legowo & saya merasa tidak rugi dengan latihan mengerjakan soal-soal dua minggu sebelum ujian SKD.

Menurut saya itu sangat bermanfaat karena saya mendapatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru meskipun hasil yang saya dapatkan masih menggalaukan :)

Beberapa hari berlalu & saya mendapatkan kabar bahwa Kemen-Pan akan melakukan perengkingan karena banyaknya peserta CPNS yang tidak melulusi atau memenuhi passing grade.

Kalau dipikir-pikir sistem perengkingan tersebut bagus juga, sih.

(Mentang-mentang skor TIU saya tidak memenuhi passing grade, haha).

Alasannya?

Karena sayang sekali apabila jabatan-jabatan di instansi-instansi yang membutuhkan itu tidak terisi padahal negara sudah mengeluarkan biaya, waktu, dan tenaga untuk menyelenggarakan "event" sebesar ini.

Insya Allah keputusan baru tersebut tidak merugikan siapa-siapa kok karena yang lulus passing grade tetap akan diprioritaskan.

Sepengetahuan & sepemahaman saya, perengkingan itu hanya berlaku untuk kondisi tertentu.

Misalnya (hanya misalnya) di tempat saya mendaftar, Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Sipil, membutuhkan 1 dosen bahasa Indonesia.

Nah, anggaplah di antara 5 pendaftar itu (termasuk saya) tidak ada satu pun yang lulus passing grade untuk TWK, TIU, dan TKP meskipun skornya melewati 298, maka dilakukanlah perengkingan itu.

Contoh:
A: 255
B: 308
C: 324
D: 210
E: 217

Otomatis peserta C, B, A yang berhak mengikuti tahap selanjutnya, yaitu SKB.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber, batas skor minimal untuk formasi umum yang telah ditetapkan oleh Kemen-Pan adalah 255.

Di kondisi lain, jika di antara 5 peserta tersebut, misalnya hanya peserta “B” yang memenuhi passing grade (P1/L), meskipun secara skor peserta “C” lebih tinggi, maka tentu saja hanya “B” yang berhak maju ke tahap selanjutnya,  yaitu SKB.

Beruntungnya dia karena tidak punya saingan lagi. Kan lulus sendiri (hohoo).

Tidak ada yang teraniaya, kan?

So, TKD (Tes Kompetensi Dasar) hanya menyumbang nilai sebesar 40% dan TKB (Tes Kompetensi Bidang) sebesar 60%.

Oleh karena itu, peserta yang lulus di TKD belum pasti lulus di TKB karena ada pembagian nilai yang telah ditetapkan.

Harus banyak berdoa nih.

Apalagi TKB (untuk formasi dosen) itu mungkin sedikit bersifat subjektif karena hasilnya itu ditentukan oleh pihak kampus. 

Seperti itu, kah?

Saya belum tahu, apakah TKB itu juga menggunakan sistem CAT (untuk tes tertulisnya).

Di sisi lain, saya sempat membaca komen-komen netizen di media sosial yang berisi kekhawatiran (khususnya peserta CPNS yang lulus passing grade) mengenai kebijakan baru Kemen-Pan.

Saya tidak memungkiri bahwa mereka yang "lulus murni" itu pasti bersusah payah untuk bisa meraih “Top Scorer” tersebut.

Meskipun saya yakin keberuntungan baik itu memang masih ada dari sononya “Takdir”.

Saya juga berusaha membayangkan diri jika berada di posisi mereka. 

Pasti sangat membahagiakan (anggaplah) seperti di Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Sipil, tempat saya mendaftar itu …

Di antara 5 peserta cuma saya sendiri yang berhasil menembus passing grade.

Berarti saya sudah tidak punya saingan dong karena keempat peserta lainnya sudah “jatuh” saat melewati SKD.

Kasarnya, saya bisa langsung menerima NIP. 

Apakah benar seperti itu prosedurnya?

Beberapa di antaranya juga merasa khawatir jika pada tahap SKB terjadi nepotisme karena mereka yang lulus passing grade merasa perjuangan mereka menjadi sia-sia. 

Ada juga yang berkomentar bahwa mereka merasa tidak layak berdampingan atau berkompetisi pada tahap SKB dengan peserta-peserta lain yang tidak lulus passing grade.

Kalau ini rada-rada sombong yah :D

Kemungkinan dia belum memahami sistem P1/L & P2/L. Insya Allah semuanya mendapat keadilan.

Dalam situasi seperti inilah keimanan & kebijaksanaan kita sebagai “manusia dewasa” diuji. 

Sangat disayangkan jika seseorang yang pada tahap SKD dapat melulusi atau memenuhi, bahkan sampai bisa melewati passing grade TKP (Tes Kepribadian).

Namun, dalam kehidupan nyata hasilnya tidak mencerminkan kepribadian sesuai dengan hasil tesnya.

Berarti pernyataan sikap dengan perilaku tidak sejalan, dong? :D

Kalau sudah berusaha melalui jalan yang baik & benar, kita serahkan semuanya pada ketentuan Allah.

Karena di antara sekian banyaknya peserta yang tidak lulus passing grade, mungkin banyak juga di antara mereka yang hanya kekurangan 3, 2, atau 1 poin saja pada TKW, TIU, atau TKP-nya.

Seandainya saya diluluskan ke tahap SKB melalui Jalur Perengkingan (P2/L), wah itu berarti rezeki. 

Toh, nilai TIU saya jauh sekali di bawah standar.

Itu hanya SEANDAINYA SAJA …

Kita harus percaya bahwa Allah Maha Adil & Bijaksana. Kita tidak perlu khawatir sebab rezeki tidak akan tertukar.

NEXT?

Saat mengerjakan tulisan ini di Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin (Selasa, 27/11/2018), saya masih menunggu pengumuman Kemenristekdikti.

Saya mendapatkan informasi dari berbagai sumber bahwa pengumuman akan dilakukan pada Kamis, 29/11/2018.

Semoga tidak ada pengunduran waktu lagi karena menunggu itu memang menggalaukan.

Pada Rabu, 28/11/2018 saya sempat mengintip laman Kemenristekdikti dan melihat sesuatu yang mengejutkan.

Ternyata Kemenristekdikti akan melakukan ujian SKD susulan pada Kamis, 29/11/2018.

Pada bagian lampiran saya melihat ada tambahan peserta dari berbagai kota di Indonesia.

Kok bisa gitu, yah?


Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber ...

Peserta-peserta yang menyusul ujian SKD pada tanggal 29/11/2018 adalah mereka yang berhasil meyakinkan & membuktikan pada Kemenristekdikti bahwa berkas mereka tidak terkirim karena kelalaian Bapak atau Ibu Pos.

(Itu alasan umum para peserta CPNS yang disampaikan kepada Panselnas).

Kalau sudah seperti itu, kemungkinan pengumuman hasil SKD akan diundur lagi. Mungkin sampai pada pertengahan Desember.

Dan kemungkinan Kemenristekdikti menjadi instansi terakhir yang mengumumkan hasil SKD & jadwal SKB.

Saya hanya menduga-duga.

-------------------------- oo --------------------------

Akhirnya Sabtu Malam, 8/12/2018 ...


Tahap 3: Hasil SKD & SKB


Kemenristekdikti mengumumkan hasil SKD & peserta yang lulus tahap berikutnya, yaitu SKB.

Hasilnya?


Friends, untuk jurusan teknik sipil, nama saya ada di urutan ke-3 & status SKD saya adalah "P2". 

Artinya, saya adalah peserta kelompok 2 yang memenuhi nilai kumulatif SKD.

Namun, tidak dapat mengikuti SKB (hikss ...)

Adapun 2 peserta di atas nama saya lulus SKD dengan status "P1/L". 

Artinya, mereka adalah peserta kelompok 1 yang memenuhi nilai ambang batas SKD, dan dapat mengikuti SKB.

Selamat yah!

Begitulah, perjalanan CPNS 2018 saya berhenti di tahap ini.

Di sisi lain, jurusan teknik mesin melakukan perengkingan (P2/L) karena tidak adanya peserta yang memenuhi passing grade.


Seandainya saya memilih teknik mesin, kemungkinan nama saya ada di urutan ketiga (haha).

Karena skor SKD saya adalah 308.

Sudahlah. Saya tidak boleh menyesali diri. 

Saya yakin ini adalah hasil terbaik yang diberikan Allah untuk kehidupan saya di akhir tahun 2018.


Masya Allah.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.


"Hanya karena suatu hal tak berjalan seperti yang kau rencanakan, tak berarti hal itu tidak berguna" (Thomas Edison).

If there is a way, I will find one 
If there is none, I will make one 
God, please show me the best way.

Friends, saya minta maaf jika kalian sudah capek-capek membaca, tapi ending tulisan ini tidak seindah Film India atau Drama Korea.

Kenyataan itu seringkali tidak romantis :) 

Terima kasih sudah mampir.

Baca juga:

#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup.

Comments

  1. Replies
    1. Halo Nila ..

      Alhamdulillah, sama-sama. Makasi sudah mampir :)

      Delete
  2. mba ceritanyaaa lengkap bgt. Aku suka. Tapi mohon maaf tesnya namanya TWK tes wawasan kebangsaan. Bkn tkw hehehe. Ada beberapa tulisan twk soalnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, makasi banget koreksinya bahasa Indonesianya 😀

      Insha Allah akan saya perbaiki jika ada waktu senggang.

      Makasi sudah mampir.

      Delete
  3. Replies
    1. Kisah cerita mendapatkan ijazah asli

      ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya atas nama rany asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah saya yang kemarin hilang mulai dari ijazah SD sampai SMA, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0823-5240-6469, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0823-5240-6469, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsung selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

      1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
      – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
      – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
      – Drop out takut dimarahin ortu
      – IPK jelek, ingin dibagusin
      – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
      – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
      – Dll.
      2. PRODUK KAMI
      Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
      SARJANA (S1, S2)..
      Hampir semua perguruan tinggi kami punya
      data basenya.
      UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
      UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
      UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
      UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
      UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
      UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
      UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
      AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
      UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
      INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
      STIE SUKABUMI YAI
      ISTN STIE PERBANAS
      LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
      STIMIK UKRIDA
      UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
      UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
      UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
      UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
      UNIVERSITAS SAHID DLL

      3. DATA YANG DI BUTUHKAN
      Persyaratan untuk ijazah :
      1. Nama
      2. Tempat & tgl lahir
      3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
      4. IPK yang di inginkan
      5. universitas yang di inginkan
      6. Jurusan yang di inginkan
      7. Tahun kelulusan yang di inginkan
      8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
      9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
      10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
      11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
      4. Biaya – Biaya
      • SD = Rp. 1.500.000
      • SMP = Rp. 2.000.000
      • SMA = Rp. 3.000.000
      • D3 = 6.000.000
      • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
      • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
      • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
      (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
      • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
      (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
      • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya