Skip to main content

Bagaimanakah Menghadapi Bully Ketika Sendirian (Part 7)

BAGAIMANA CARA MENGATASI 
SI PEMBULLY?


Secara garis besar poin 1 & poin 6 di atas sudah memberikan gambaran mengenai cara mengatasi Para Pembully atau Pembenci.

Pada poin 7 secara khusus saya ingin berbagi pengalaman mengatasi Para Pembenci itu.

Perundungan itu memang sangat menyakiti psikologis Korban atau Target.

Para Pembenci bisa menghalalkan segala cara untuk menyakiti perasaan Korban bully.

Misalnya dengan menghina fisik hingga tega memfitnah secara terang-terangan.

Friends, namanya manusia pasti memiliki kelemahan.

Ada satu “penemuan” penting mengenai psikologis Pembully ini.

Nah, Para Pembenci sebenarnya masih memiliki keraguan atas prasangka buruk mereka kepada korban.

Nah, prasangka itulah yang ingin mereka buktikan & ingin mereka lihat dari Korbannya.

Para Pembenci itu berambisi agar Korbannya menjadi seperti selera mereka & berusaha menanamkan itu ke alam bawah sadar Target bully.

Misalnya, mereka bilang begini kepada orang-orang di sekitarnya:

bahwa kamu itu orangnya …

~Sok cantik
~Sok manis
~Sok ganteng
~Sok pintar
~Sok alim
~Sok kaya
~Sok keren
~Sok baik
~dan sebagainya …

Pokoknya mereka mengungkapkan segala prasangka buruk terhadapmu, baik itu secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.

Dan saya amati bahwa ucapan-ucapan Para Pembully itu memang awalnya cuma hinaan aja.

Tapi bisa menjadi bencana yang berkepanjangan & akan meninggalkan kesan tertentu mengenai sosokmu di mata orang lain.

Betapa berbahayanya pembullyan itu karena sudah menjurus atau mendekati fitnah.

Nah, dalam agama Islam, pembullyan dengan jalan memfitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan.

Ya betul. Pembunuhan karakter.

Orang lain yang tidak punya pendirian akan memperhatikan & ikut-ikutan memberikan penilaian kepada Korban.

Syetan kemudian datang membisikkan pengaruhnya agar orang lain itu ikut membenci.

Tugas selesai, syetan-syetan itu pergi meninggalkan manusia.

Jika berhasil syetan akan tertawa terbahak-bahak karena sukses menciptakan permusuhan di antara sesama manusia.

Syetan berkata: “Saya hanya memengaruhi, keputusan ada di tangan Anda”.

Jika Si Pembully tidak bertobat, tentu dia & syetan-syetan akan “Say Hello” di akhirat kelak.

Astagfirullah, naudzubillah …

Jika orang-orang yang mendengar bully-an itu sudah mengenal pribadimu.

Kemungkinan mereka masih mempertimbangkan fitnah-fitnah Sang Pembully.

Namun, orang-orang yang belum mengenalmu sama sekali. 

Mereka biasanya lebih mudah terpancing & ikut-ikutan membully juga.

Padahal kenal saja tidak. Betul-betul menjengkelkan.

Astagfirullah …

So, jangan ikuti permainan Haters!

Karena mereka sebenarnya ingin kamu tersulut emosi.

Di saat kamu membalas hinaan yang sama.

Di situlah kesempatan mereka untuk masuk ke dalam hati, pikiran, dan kehidupanmu.

Friends, ibaratnya, tamu tak diundang tidak akan bisa masuk jika pintu rumah dikunci rapat-rapat.

Lakukan saja aktivitas sebagaimana biasanya selama itu tidak bertentangan dengan ajaran agama & tidak menyakiti sesama manusia.

Dan satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa Pembully itu sangat menginginkan agar Target ketakutan hingga tidak berani menunjukkan dirinya kepada “dunia”.

Mereka ingin agar kamu dibenci oleh orang banyak. 

Oleh karena itu, banyak Korban bully yang mengalami pobia sosial.

Solusinya adalah BERSIKAP SEOLAH-OLAH TIDAK TERJADI APA-APA, ENJOY-LAH KETIKA BERADA DI DEKAT MEREKA.

Lakukan saja aktivitasmu sebagaimana biasanya.

Jangan sekali pun tunjukkan kesedihan & ketakutanmu karena Para Pembenci itu tahu kalau kamu takut & grogi.

Ingatlah selalu bahwa Allah beserta orang-orang yang sabar menghadapi ujian.

Jangan pedulikan jika Si Pembully mengatakan kamu itu hanya Sok berani atau Sok santai.

Kalau perlu, bersikaplah seperti anak-anak yang selalu terlihat bahagia.

(meski kamu menggerutu & rasanya sudah pengen menangis).

Saat tertimpa ujian hidup jangan langsung curhat kepada manusia meski mereka adalah orang-orang terdekat kita.

Nangis aja, tapi jangan pertontonkan kesedihanmu itu.

Mengadulah kepada Allah Swt.

Bukankah Allah Swt., yang membolak-balikkan hati manusia beserta sikap & tindakannya.

Hhmmm …

Friends, sikap enjoy atau cuek itu bisa mengacaukan “radar” Para Pembully, lho. 

Baca juga:

Apa sajakah jenis bully itu?

Tunjukkanlah kepada mereka & orang-orang di sekitarmu bahwa “prasangka buruknya” & tuduhannya terhadap dirimu ternyata tidak benar.

Buktinya apa?

Toh, kamu bersikap wajar-wajar saja. Si Pembully aja tuh yang sibuk sendiri.

Coba bayangkan dirimu berada di posisi Pembenci tersebut …

Sindir atau hina seseorang sepuas hatimu.

Apa yang kamu rasakan ketika dia tidak merespon & terlihat santai-santai saja?

Kamu pasti bingung dicueki gitu. Kok, gak ngefek yah?

Artinya, Si Korban tidak merasa seperti yang aku tuduhkan.

Di sisi lain …

Kalau Target bully merespon dengan kemarahan, artinya dia merasa tersindir dong.

Asyiiiiik, Si Korban terpengaruh provokasiku.

Saya jadi tahu kelemahan Target & akan mengulangi perlakuan yang sama.

NEXT ...

Waktu mengalami pembullyan saya langsung curhat kepada Allah.

Barulah kemudian saya berusaha curhat kepada Ibu & beberapa teman terdekat.

Padahal saya termasuk tipe orang yang selalu memotivasi diri sendiri & tidak mau membiasakan diri mengandalkan pertolongan orang lain.

Saya yakin selama berada di jalan yang baik & benar, Allah akan selalu menyertai langkah saya.

Keadaan tersebut membuat saya mawas diri. 

Saya hanyalah manusia biasa, makhluk sosial yang membutuhkan perhatian orang lain.

Di dalam situasi buruk semacam inilah peran keluarga, misalnya: ayah, ibu, saudara kandung, dan juga sahabat bisa menjadi pelipur lara bagi Korban bully.

Yang bisa membuat Korban bully terpuruk adalah jika iman di dalam hati sudah terkikis & tidak ada seorang pun yang bisa dia andalkan.

Jika hubungan dengan Tuhan dan keluarga sendiri kurang harmonis & sahabat pun tidak ada meski hanya bayangannya saja …

Korban bully bisa sampai pada tahap depresi hingga mengalami titik terendah dalam hidup.

Inilah yang disebut “rindu seorang”.

Bisa-bisa dia memutuskan untuk bunuh diri.

Naudzubillah … (Jangan sampai deh!)

Oh iya, sebagaimana yang saya sampaikan pada poin sebelumnya bahwa sosok yang tertutup apalagi suka menyendiri bisa memancing hasrat Para Pembully.

Salah satu kasusnya adalah mahasiswi, Korban bully di perpustakaan itu + kasus saya pribadi + kasus pembullyan lain yang saya lihat dengan mata sendiri.

Sebagai pribadi yang berjiwa introvert, rasanya sulit memulai pembicaraan dengan orang-orang baru.

Nah, pembawaan Si Introvert bisa menghidupkan sinyal orang-orang yang memang pada dasarnya berjiwa pembully merasa terpanggil.

Pembenci-pembenci itu tidak bisa menahan mulutnya, dan akhirnya menyebarkan prasangka buruk yang ada di dalam otak mereka.

Jika isi bully-an itu sekadar  iseng saja untuk bersenang-senang, biasanya perundungan itu hanya berlangsung sebentar saja.

Namun, jika di dalam hati Si Pembully sudah ada penyakit (iri, dengki, pelampiasan dendam) …

Bully-an-nya sanggup menyakiti psikologis Korban karena bisa berlangsung lama.

Apalagi jika Si Pembenci memang bermental Pembully & menganggap perundungan itu sudah menjadi kebutuhan pokok.

Inilah jenis Pembully yang sudah akut atau mendekati “psikopat”, dan biasanya kurang memiliki empati.

Percuma memberikan nasihat kepada mereka. 

Serahkan semuanya kepada Allah karena Dia-lah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

So, sebaiknya dicueki aja.

Saya kembali teringat & terkesan oleh Mahasiswi Korban bully di perpustakaan itu.

Tampak emosinya benar-benar berada pada titik terendah. 

Saya menyebutnya “wajah beku”.

Saya yakin sikap santai & cueknya terhadap Para Pembully merupakan hasil latihan secara intens :D

Saya akan berusaha untuk mencontoh kesabarannya.

Insya Allah.

Saya sempat membaca sebuah artikel (www.akhwatmuslimah.com).

Di dalamnya terdapat kisah Abu Bakar, sahabat Rasulullah, yang entah mengapa tak ada angin, tak ada hujan …

Tiba-tiba dia dibully (diperolok-olok) oleh Arab Badui.

Awalnya Abu Bakar memilih untuk bersabar & Rasulullah tersenyum melihatnya.

Namun, Arab Badui itu terus menghinanya meskipun Abu Bakar sudah berusaha untuk mencuekinya.

Abu Bakar akhirnya kehilangan kesabaran & membalas hinaan Arab Badui itu.

Rasulullah seketika beranjak dari tempat duduknya & meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Abu Bakar bingung melihat sikap Rasulullah & langsung mengejar Nabi, mempertanyakan sikap beliau.

Rasulullah menjawab, “Sewaktu Arab Badui itu datang membawa kemarahan, celaan, serta fitnah ...

Engkau terlihat tenang, diam, dan tidak membalas.

Aku bangga melihat Engkau kuat menghadapi tantangan, cacian, serta fitnah.

Kulihat ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan & memohonkan ampunan untukmu kepada Allah Swt.

Namun, ketika Engkau tadi kehilangan kesabaran & menanggapinya …

Maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu seorang diri.

Dan hadirlah iblis di sisimu.

Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan denganmu, tidak ingin berdekatan dengannya, dan memberikan salam.

Maka menangislah Abu Bakar ketika diberitahu rahasia kesabaran oleh Rasulullah bahwa itu adalah kemuliaan terselubung.

Jadi, bersabarlah selagi kita mampu.

Jadikan pembullyan yang dilakukan oleh Para Pembenci sebagai ajang untuk introspeksi/muhasabah diri.

Semoga segala prasangka buruk yang disampaikan lewat mulut-mulut mereka menjadikan mental & hati kita semakin kuat menjalani kehidupan dunia yang fana ini. 


"Ingatlah selalu bahwa dunia ini hanya permainan & senda gurau"

Insya Allah, aamiin.

Baca juga:


Terima kasih sudah mampir :)

#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup

Comments

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya