Skip to main content

Ketika Pria Jatuh Cinta & Membenci


Obadiah Trohm: 
Jangan Bermain-main
dengan Perasaan Seorang Pria


Assalamu alaikum ..

Friends, saya baru saja membaca sebuah novel detektif yang ditulis oleh Anna Katherine Green berjudul “Lost Man’s Lane”.

Saya tidak hanya terpesona dengan penyelesaian ceritanya yang tak terduga, tetapi juga sangat terkesima dengan gaya bahasa yang disajikan oleh Anna tersebut.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Amelia Butterworth, seorang detektif wanita yang ditugaskan di sebuah desa, tempat hilangnya orang-orang secara misterius.

But, saya tidak akan berbicara panjang lebar mengenai jalan ceritanya.

Saya hanya ingin menyajikan curahan hati seorang pria yang patah hati & penyebab ia menjadi dalang pembunuhan dalam cerita tersebut.

Obadiah Trohm.

Oh, hati manusia siapa yang tahu.

Seorang pria yang tampak sangat dewasa dan bijaksana ternyata bisa menjadi sosok yang pendendam juga.

Tapi, syukurlah kebanyakan manusia tidak diberi kemampuan membaca hati.

Betapa terbebaninya hidup ini jika kita bisa tahu rahasia hati setiap orang yang kita kenal atau temui di jalan.

Jika penilaian mereka baik, kita bisa berucap syukur, tapi jika yang ada dalam hari mereka hanyalah kebencian, naudzubillah.

Bersyukurlah jika kita diberikan karunia berupa rasa rendah hati & jauh dari iri hati atau dengki kepada sesama.


Baiklah, semoga saya tidak terlalu jauh dari topik tulisan ini.


Althea Knollys, salah satu tokoh penting dimulainya kisah ini menggambarkan pertemuannya dengan sosok Obadiah Trohm dalam buku hariannya.

Satu-satunya tetangga kami adalah seorang pemuda yang baik & sopan, tapi terlalu terus terang dalam menunjukkan kekagumannya kepadaku. 

Tentu saja, dia ada di jalan saat aku lewat dengan kereta, menuju kediaman Knollys. 

Aku langsung kehilangan minat kepadanya.

Kurasa dia jatuh cinta pada pandangan pertama berkat topi berpita mungilku yang mencolok dan sehelai atau dua helai ikal yang jatuh di pipiku saat aku menoleh terlalu cepat karena sibuk memandangi sekelilingku. 

Oh, jangan salahkan aku. 

Toh, aku tengah menuju tempat yang diharapkan bisa bersenang-senang selama dua minggu ke depan.

Dia tidak sekaku dan sealkitab namanya. 

Sebaliknya, dia justru luwes, elegan, dan ramah, sehingga lebih enak dilihat ketimbang wajah menuduh Charles Knollys (calon suamiku) dan sikap masa bodohnya terhadapku.

Tak akan kubiarkan orang munafik yang licin & gigih itu terus menemuiku, padahal segenap hati dan perhatianku adalah milik seorang lelaki yang tentu sudah mencintaiku seandainya dia mau membuka hatinya.

Sudah tiga kali Obadiah Trohm datang bertamu di sini dengan berbagai alasan. 

Pernah dia datang untuk membawakan beberapa apel ranum terpilih-seolah-olah aku peduli dengan apel!

Kali kedua, ada sesuatu yang penting yang ingin dia tanyakan kepada Charles dan karena aku mendampingi Charles, perbincangan itu baru tuntas setelah setengah jam.

Kali ketiga, dia datang menemuiku. Karena hari sudah malam, itu berarti bicara, bicara, bicara di ruang gambar sangat luas yang sesekali diiringi lagu. 

Bukan obrolan santai di kursi dekat jendela kamar bunga yang cantik, dengan hanya sepasang telinga untuk disenangkan & sepasang mata untuk dilihat.

Mr. Trohm cukup mengganggu, tetapi hanya aku yang merasa demikian karena Charles Knollys sendiri telah menetapkan standar perempuan idaman yang justru berkebalikan denganku. 

Namun, tenang saja, itu tidak akan memengaruhi akhir kisah kami. 

Aku mungkin sangat berbeda dengan standarnya.

Namun, selama hatiku mau berjuang & kepribadianku mampu memikat mata, hati, dan pengertian orang lain, ujung-ujungnya aku akan menang juga. 

Well, harapanku masih ada. Kening Charles Knollys berkerut amat dalam saat melihat tetangganya yang tampan dan amat perhatian itu.

Obadiah, nama yang sangat menawan & romantis! 

Bukan Charles yang menyentuh pola border di gaunku dan membisikkan kata-kata yang jika keluar dari bibir lainnya akan memunculkan dari sekadar lesung pipi!

Namun, jika nantinya ada lelaki lain yang melamarku, persis saat aku tidak menginginkannya, paling tidak aku bisa memanfaatkan keberadaan Obadiah. 

Aku yakin, Charles akan menyadari kata hatinya sendiri saat melihat semangat Obadiah yang menggebu-gebu untuk mendekatiku.

Mengapa aku setolol itu? 

Mengapa pula aku tidak mengakui sejak awal kepada penggemarku itu bahwa aku lebih memilih Charles dibanding dirinya, tapi, apalagi yang bisa kulakukan?

Seulas senyum, anggukan, dan gelak tawa tidak berarti apapun. 

Kendati aku telah mengerahkan segenap uapayaku, tak ada yang bisa kulakukan untuk menghalanginya jatuh cinta kepadaku.

Banyak lelaki bodoh yang mengira perempuanlah yang senang bermain-main dengan hati, padahal jika mereka mau menggunakan sedikit akal sehat, mereka akan tahu bahwa senyuman itu bukannya mengandung cinta. 

Mau tak mau, aku harus mengabarkan keputusanku itu kepada Mr. Trohm. Namun, dia berpikir sebaliknya.

Hari ini aku jadi punya alasan kuat untuk melihat mengapa wajah tampan dan pembawaannya yang luwes justru selalu membuatku curiga, bukannya kagum. 

Mr. Trohm agak pendendam dan aku pasti sudah takut menghadapinya jika aku tidak tahu dia punya hobi yang akan segera menyita seluruh perhatiannya dan membantunya melupakanku ketika aku resmi menjadi istri Charles.

Mr Trohm amat mencintai kekayaan dan karena kekayaan pun seakan-akan menyukainya, timbunan harta itu pasti mampu mengembalikan kebahagiaannya. 

Namun, itu tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi hari ini.

Tatapanku pun berpaut pada sosok Obadiah Trohm, yang tengah menyandar pada gerbang yang memisahkan tanahnya dari lahan Mr. Knollys dan memandang langsung ke arah kami. 

Aku tersentak kesal.

Lelaki itu sengaja memasang tampang seram dan karena dia tidak bereaksi terhadap gerak isyaratku, sepertinya satu-satunya harapanku untuk lolos dari insiden ini adalah membujuk Charles untuk pergi, sebelum dia sempat menyadari ekspresi merendahkan yang kulihat di raut wajah si tetangga menyebalkan itu.

Karena situasi ini menuntut pengendalian diri dan kecerdikan yang awas dan aku cukup mampu melakukannya-niatku terkabul lebih cepat daripada dugaanku. 

Charles langsung pergi meninggalkanku pada kata pertama dan berderap menuju rumah tanpa melihat Trohm, sedangkan aku yang gemetar ketakutan berbalik menghadap lelaki itu, yang kedatangannya bisa kurasakan tanpa harus melihat.

Dia memandangku dengan tatapan yang tidak akan pernah kulupakan.

Aku pernah memiliki banyak kekasih-terlalu banyak, malah-dan dia bukan lelaki pertama yang kucampakkan, tetapi seumur hidupku, tak pernah aku melihat gelora cinta sedahsyat itu atau kewalahan dengan tatapan menuduh sepahit itu. 

Dia seperti bukan dirinya, diam seribu bahasa-terlalu diam malah.

Meskipun bisikannya lirih, dia mendekat tak lebih dari yang diizinkan sopan santun, dia membuatku amat ketakutan hingga rasanya aku ingin sekali menjerit minta tolong. 

Oh, mungkin aku sudah melakukannya seandainya tenggorokku tidak tercekik karena takut. 

Aku hanya mampu mendegukkan kaluhan, yang bahkan terlalu pelan untuk dia dengar.

Anda telah bermain-main dengan perasaan terdalam seorang lelaki, sahutnya. Anda membuat saya mengira, saya hanya perlu meminang dan menjadikan Anda milik saya seorang. 

Apakah Anda sekadar bodoh ataukah Anda memang kejam? Apakah Anda memang menyayangi saya atau apakah ini hanya taktik Anda saja untuk menambah koleksi laki-laki yang Anda campakkan?

Orang itu (tangannya menunjuk dengan gemetar ke arah kediaman Knollys) telah menikmati kebahagiaan yang seharusnya milik saya.

Tangannya telah menyentuh tangan Anda, bibirnya … kata-katanya berubah menjadi gumaman tak jelas, hingga tekadnya memberi dia kekuatan dan dia pun berseru, tapi saya tidak peduli.

Meskipun kalian telah mengucapkan janji pernikahan, saya akan tetap menuntut hak untuk memiliki Anda. 

Saya, yang tak pernah mencintai perempuan lain sebelum Anda, akan turut campur  dalam suratan takdir Anda, sehingga Anda tidak akan pernah mampu menghindar dari pengaruh yang akan saya gunakan terhadap diri Anda. 

Saya tidak akan mengganggu Anda dan kekasih Anda.

Saya tidak akan membenci dan mengganggu hidup Anda dengan menunjukkan kebencian dan cinta. 

Semua itu tak ada gunanya. 

Namun, akan saya gali pikiran-pikiran rahasia Anda dan membangun kengerian yang perlahan memuncak dalam relung jiwa Anda.

Hingga ada berharap yang datang ke jalan Anda adalah ular berbisa, bukan kemarahan terpendam Obadiah Trohm. 

Sekarang Anda masih gadis, sesudah Anda menikah dan menjadi Ibu, Anda akan memahami maksud saya.

Untuk saat ini, saya akan membiarkan Anda. Bayang-bayang dari rumah tua ini, yang tak pernah melihat limpahan kebahagiaan di dalamnya akan segera menaungi Anda, wahai perempuan yang tidak bijak. 

Jika itu belum cukup, kelemahan karakter Anda yang akan menyengsarakan Anda.

Perempuan yang berani menyia-nyiakan hati seorang laki-laki yang kuat pasti menyimpan kelemahan watak yang pada waktunya akan membawanya ke jurang kehancuran. 

Akan saya biarkan kalian menikmati bulan madu dalam damai.

Setelah itu … Dia melayangkan tatapan mengancam pada bangunan reyot di belakangku, lalu terdiam. 

Namun, sikap diamnya itu tidak juga melepaskan ikatan di lidahku. Aku sama sekali kehilangan kata-kata.

Sepuluh mempelai perempuan telah melewati pagar tersebut, dia melanjutkan dengan nada termenung rendah yang menyiratkan kematian mengerikan. 

Satu-dialah anak perempuan dari perempuan yang diantar ke kediaman ini dalam keadaan mati-berhasil hidup sampai menimang cucunya. Selebihnya mati muda dan kebanyakan darinya hidup dalam kesedihan.

Oh, aku telah mempelajari tradisi yang ada di rumah masa depan Anda itu! 

Anda akan hidup, tapi dari semua pengantin yang menyandang nama terhormat Knollys, Andalah yang akan menjalani hidup paling menyedihkan  dan mati dalam kepedihan.

Walaupun sekarang Anda berdiri tegak di depan saya dengan sejumput rambut yang mengibas liar ditiup angin dan dengan hati yang begitu bahagia, sehingga patah hati saya ini tidak akan mampu memucatkan rona mawar di pipi Anda.

Oh, ini ocehan orang gila. 

Itulah yang kupikirkan, dan kutatap dia dengan berani. 

Mustahil dia bisa meramalkan masa depanku. 

Bagaimana dia bisa menubuatkan nasib buruk bagi orang yang tidak berada di bawah kekuasaannya?

Bagi orang yang akan dijagai dan dicintai oleh laki-laki seperti Charles? 

Dia seorang pengkhayal, seorang fanatik. 

Perkataannya mengenai kelemahan karakterku pun omong kosong belaka, begitu juga suratan takdir yang menimpaku di bawah bayang-bayang rumah reyot  yang kudiami nanti.

Semua itu sinting dan aku hanya akan menyia-nyiakan kebahagiaanku jika mengindahkannya. 

Saat aku menyadari itu, amarahku langsung menggelegak. Setelah melontarkan beberapa kata penghinaan, aku bergegas pergi meninggalkan tempat itu. 

Dia menghentikan langkahku dengan peringatan terakhir.

Tunggu, serunya. Perempuan seperti Anda pasti tidak dapat menyimpan cita-cita atau kesengsaraan Anda sendiri. 

Jangan sampai percakapan kita sampai ke telinga Charles Knollys. Jika Anda melakukannya, akan terjadi perkelahian.

Walaupun saya tidak punya kecerdasan hukum seperti tunangan Anda, saya punya mata dan tangan yang pasti mampu menjatuhkannya jika kami sampai beradu fisik. 

Jadi, berhati-hatilah!

Jangan pernah menceritakan isi perbincangan kita hari kepada siapa pun. 

Jika tidak menginginkan rasa kasihan yang tidak pada tempatnya dan karena hal itu saya hasrat untuk menyingkirkan calon suami Anda.

Ancaman menakutkan yang sayang sekali telah menyegel bibirku. 

Oh, mengapa monster itu harus hidup di planet ini?

Belakangan aku tahu bahwa Obadiah Trohm pergi meninggalkan desa untuk perjalanan yang jauh ke luar negeri. Hal itu tentu menceriakan hariku.

o------------------------------o

Setelah terlupakan selama lima tahun, kukeluarkan lagi catatan harianku. Obadiah Trohm telah pulang ke rumahnya. 

Aku melihatnya pagi ini, dia bersandar pada pagarnya di tempat yang sama dan dengan pose yang sangat mirip dengan hari ketika dia menakut-nakutiku, sebulan sebelum pernikahanku.

Namun, hari ini, dia tidak membuatku takut. 

Dia hanya memberiku tatapan yang amat tajam dan tidak terlalu memuja seperti dulu, saat kami pertama bertemu.

Kucoba menunjukkan sopan santun terbaikku kepadanya. 

Aku tak mau mengingatkannya pada masa lalu dalam relasi kami yang baru ini dan syukurlah, dia melepaskan topinya sambil tersenyum, sesuatu yang hingga kini masih berusaha kumengerti.

Lalu, kami mulai mengobrol. Dia telah melanglang buana dan aku belum pernah pergi ke mana pun. 

Dia mengenakan pakaian dan bersikap seperti warga dunia, sementara aku hanya bisa berharap untuk melakukan hal yang sama.

Dari sisi mode saja, aku harus mengerahkan segenap kecantikan dan gelora masa mudaku yang telah memudar, agar mampu menegakkan kepala di hadapannya.

Namun, aku tak sudi menirunya. 

Aku memang mengagumi penampilannya, tapi lelaki itu hanya menarik perhatianku saat melontariku dengan kata-kata amarah.

Dia memang lelaki terhormat yang pernah melihat dunia, tapi dari sisi lain, dia tak mampu menandingi Charlesku. 

Ibarat rumah barunya yang dibangun saat dia pergi, dibandingkan bangunan tua ini, yang sangat besar, yang pernah dinubuatkan akan runtuh.

Kurasa dia tidak akan berani mengancamku dengan malapetaka lagi.

Waktu telah menutup luka itu dengan sempurna. Oh, seandainya kami memiliki sedikit saja uangnya.

Mr. Trohm meminjamiku catatan perjalanannya sehingga aku tidak mati kesepian. 

Jika dia menyinggungku dalam halaman-halaman itu, aku tida akan membaca kelanjutannya.

Namun, sepertinya dia telah menyingkirkan rasa cinta dan dengkinya saat dia mengucapkan salam perpisahan kepadaku di kebun, di depan dinding-dinding tua dan suram itu.

Aku semakin akrab dengan tulisan tangan Mr. Trohm, seakan-akan itu tulisan tanganku sendiri. 

Aku terus membaca catatan hariannya dan hanya berhenti saat tengah malam yang mencekam tiba.

Bisikan-bisikan seram dan suara gaduh yang entah dari mana asalnya membuat bangunan tua ini begitu menyeramkan. 

Charles sering menjumpaiku bergelung sambil membaca buku ini dan dia selalu mendesah. Mengapa? Entahlah.

Mr. Trohm tidak mengalami masalah keuangan. Hidupnya selalu berkecukupan. 

Tapi, aku tetap tidak menyukai lelaki itu, meskipun dia bersikap manis pada kami semua. 

Tampaknya dia menyayangi Loreen dan dia sering sekali menimang-nimang William sampai aku sendiri kadang-kadang merasa tidak nyaman.

Aku diundang ke New York. Masalahnya, tak ada gaun yang layak kukenakan ke pesta. 

Charles mengaku hanya sanggup membiayai perjalanan dan akomodasiku di sana.

Menurutnya, gaun hari Mingguku sangat cantik dan jika tidak, aku sudah cukup jelita tanpa harus mengenakan gaun bagus. 

Omong kosong itu cukup manis, tapi tak ada gunanya.

Bagaimana aku bisa mendapatkan uang tanpa sepengetahuan Charles? 

Oh, Mr. Trohm teman yang baik. 

Dia mungkin mau meminjamiku sedikit uang.

Tapi aku tak tahu bagaimana cara meminta bantuannya tanpa mengingatkannya kepada kata-kata pada masa lampau yang mungkin sudah dia lupakan, tapi tak pernah kulupakan.

Meskipun banyak orang menganggapku berotak kosong. 

Oh, adakah orang lain yang bisa membantu?

......................

Catatan harian Althea Knollys tiba-tiba terputus. 

Namun, yang terjadi selanjutnya adalah dia memalsukan tanda tangan seseorang & penipuan itu diketahui oleh Obadiah Trohm, musuhnya yang lembut, tetapi diam-diam menyimpan dendam.

Sebuah pembalasan dendam yang tidak wajar, serta kebencian yang berujung pada rentetan kejadian tragis.

Friends, kita tidak bisa mengendalikan perasaan orang lain terhadap diri kita.

Mencintai atau membenci itu hak setiap manusia. 

Yang bisa kita lakukan untuk diri kita adalah mengontrol diri sendiri untuk tidak menyakiti orang lain.

Meskipun orang lain membenci Anda sepenuh hati sebagaimana halnya perasaan cinta, tapi Anda tidak pernah membalas untuk menyakitinya, yakinlah hidup Anda akan damai karena Tuhan beserta orang-orang yang sabar.

Tetaplah di jalan yang  baik, Anda akan sampai.

Baca juga:

Pengalaman Terkena Flu Tulang:Chikungunya
Bagaimana Menghadapi Bully Saat Sendiri?
Jodoh: Pertanyaan Hamba & Rahasia Tuhan

#Hanya ingin berbagi pengetahuan & pengalaman hidup
(annisa.natsir@gmail.com)

Comments

Popular posts from this blog

Review: Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU

Kulit Lembab, Segar, dan Glowing dengan Natur-E Apa kabar … (Tidak tahu mengapa akhir-akhir ini saya hobi sekali me- review “sesuatu”) Memang ada keuntungannya? Mungkin …   :D (masih rahasia) So … Pada kesempatan sebelumnya, saya sudah me- review "Handbody Citra Mangir Jawa & Anggur India" . Kali ini saya ingin sekali membagi pengalaman positif tentang Vitamin Kulit Natur-E Advanced & Natur-E 300-IU . Friends, di awal kuliah S1 (sekitar tahun 2009) saya pernah mengonsumsi Natur-E 100-IU (warna hijau). (Kalau tidak salah zaman itu memang Natur-E hanya punya satu varian). Namun, saya kurang teratur mengonsumsinya. Maklum, waktu itu kesadaran untuk merawat kulit belum seperti sekarang ini (wkwkwk). Nah, di zaman now , saat perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian mudahnya diakses, maka info seputar pentingnya menjaga kesehatan kulit pun mudah sekali didapatkan. Selain itu , sebagai wanita Indonesia yang ting

Pengalaman Terkena Penyakit Kulit Sarampa

Sarampa, Penyakit Apa Itu? dok. pribadi Assalamu Alaikum Friends … Pada postingan kali ini saya ingin berbagi pengalaman terkena penyakit kulit bernama Sarampa . Sepanjang perjalanan hidup (dramatis dikit), pertama kalinya di bulan April 2019 saya mengalami gatal yang sangat, sangat luar biasa pada sekujur tubuh. Awalnya saya pikir semua itu disebabkan oleh ulat bulu karena sudah seminggu, hewan imut tersebut berwara-wiri di halaman & di dalam rumah. Saya juga heran mengapa hewan kecil tersebut tiba-tiba saja berseliweran, bukan hanya di rumah saya tetapi di rumah tetangga-tetangga yang lain. Ilustrasi wabah ulat bulu Jangan-jangan kami terkena wabah ulat bulu :D Baca Juga: 4 Karakter Pria Yang Diidamkan Wanita Di sisi lain, saya juga menduga-duga bahwa gatal yang saya alami bukan hanya disebabkan oleh ulat bulu, melainkan karena saya baru saja mengganti produk sabun cair. Mungkin kandungan bahan di dalamnya tidak cocok dengan k

Keloid (Pengalaman Suntik Keloid di Rumah Sakit) (7)

Alhamdulillah, Keloid Itu Akhirnya Sembuh  Dalam tulisan kali ini saya ingin menghidangkan dan membagi pengalaman tentang  proses penyembuhan  masalah kulit yang saya alami, yaitu  KELOID. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya  menyebut keloid  ini semacam  daging yang tumbuh  di bekas luka, misalnya: bekas cacar air, bekas gigitan nyamuk yang digaruk hingga menyebabkan lecet, bekas luka karena terjatuh, bekas luka bakar, dsb.  Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar keloid yang tumbuh di dada saya. Keloid yang tumbuh di bagian dada tersebut berawal dari cacar air yang saya alami pada tahun 2002 . Sebagai anak berusia 11 tahun yang penuh dengan rasa penasaran, saya selalu memperhatikan cacar air tersebut & akhirnya tergoda untuk menyentuh, memencet, dan mengorek-ngorek cacar air yang sudah mulai mengering itu.  Alhasil, bukannya sembuh atau kempes, bekas cacar air tersebut malah menimbulkan masalah baru, yaitu  keloid. Bisa jadi saat itu kuku saya